Batam - Bayi kembar siam dengan dua wajah lahir di Batam, Kepulauan Riau. Namun, kembar siam yang diberi nama Gilang Andika (2,5 bulan) belum bisa menjalani operasi pemisahan lantaran terkendala biaya.
Kembar siam yang lahir pada 7 Mei 2018, memiliki satu tubuh dan dua kepala. Dia adalah anak dari pasangan suami istri, Mustafa (33) dan Ernila Sari (30).
Bayi laki-laki itu lahir melalui operasi sesar di salah satu rumah sakit di Batam. Kembar siam berwajah dua itu sempat dirawat selama 10 hari di rumah sakit, lalu diperbolehkan rawat jalan.
Advertisement
Ayah bayi, Mustafa menjelaskan bahwa kondisi anaknya sehat. Hanya saja sulit mendapatkan ASI atau air susu ibu.
Baca Juga
Gilang sulit mengisap ASI karena ada gangguan pernapasan. Alhasil, ia harus dipasangi selang untuk minum.
"Dua hari sekali harus ganti selang ke rumah sakit, Gilang susah bernapas karena punya kepala dua, sedangkan paru-parunya satu," ucap Mustafa saat ditemui Batamnews.co.id, di kediamannya di Rusunawa Pemko Batam, Muka Kuning, Jumat, 13 Juli 2018.
Untuk menjalani operasi, orangtua Gilang hanya mengandalkan BPJS kesehatan. Itu pun masih ada hambatan.
Berkas-berkas untuk memenuhi persyaratan BPJS kesehatan harus menyertakan akta kelahiran beserta kartu keluarga (KK). Namun, berkas yang diminta itu belum juga terpenuhi.
"Jadi harus dilengkapi, hari Selasa lalu saya sudah urus cuman belum selesai juga, kendala di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil," ujar Mustafa.
Beberapa waktu lalu, ia sudah memeriksakan kondisi Gilang ke rumah sakit lainnya terkait operasi. Untuk tahap ini, Mustafa masih dapat membayar dengan biaya sendiri setelah menjual mobilnya.
"Biaya rumah sakit cukup mahal, operasi sesar istri saja saya pakai uang sendiri. Tapi, sekarang saya sudah tidak sanggup, saya dan istri sama sedang menganggur," kata ayah bayi kembar siam dua wajah tersebut.
Baca berita menarik lainnya dari Batamnews.co.idÂ
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Kemungkinan Dioperasi di Luar Batam
Mustafa melanjutkan, kemungkinan Gilang akan dioperasi di luar Batam. "Tapi saya belum ketemu dokter bedahnya," katanya.
Ia sempat kecewa dengan salah satu rumah sakit. Menurutnya, rumah sakit itu tidak memberitahu kondisi bayinya yang kembar siam sejak masih dalam kandungan. Mereka baru tahu setelah Gilang lahir.
"Pada waktu USG (ultrasonography), anak saya tidak diberitahu dokter ada kelainan cuma memang kami diberitahu kalau lingkar kepala anak kami membesar," imbuhnya.
Ketika pertama kali USG, usia kandungan istrinya sudah memasuki 7 bulan. Namun, saat itu, belum menunjukkan ada yang mencurigakan.
Pada USG kedua juga tidak disebut ada kejanggalan. Menurut Mustafa, dokter hanya menyatakan agar istrinya sudah dapat dioperasi.
"USG kedua sudah 4 dimensi, kami hanya diberitahu kalau sudah waktunya istri saya dioperasi, hanya itu saja," katanya.
Ia berharap urusan untuk BPJS kesehatan dapat selesai secepatnya, sehingga ia bisa membawa anaknya untuk dioperasi. "Biar anak saya segera dioperasi, kami juga dapat lega, kasihan dia harus minum lewat selang," ucapnya.
Advertisement