Sukses

3 Pocong di Gunung Talang Menangis Usai Ditimpuk Batu

Sebelum menangis, pocong di Gunung Talang itu sempat menakut-nakuti pengguna jalan yang lewat.

Solok - Kelakuan tiga remaja di Desa atau Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) ini tak pantas ditiru. Pasalnya, mereka berpura-pura menjadi pocong untuk menakut-nakuti warga di sepanjang Jalan Nagari.

Ketiga pocong jadi-jadian itu diketahui kerap menakut-nakuti pengguna jalan. Mereka beraksi di atas pukul 00.00 WIB atau dini hari. Tak sedikit warga yang kabur pontang-panting akibat pocong jadi-jadian itu.

Namun, sepandai-pandai tupai melompat, pasti jatuh juga. Peribahasa yang pantas diberikan pada ketiga remaja tanggung yang tidak disebutkan namanya itu. Penyamaran sebagai pocong terungkap setelah beberapa pemuda mengejar dan menangkapnya.

Tokoh pemuda Nagari Talang Rahmat Halilintar mengatakan, tiga pocong palsu berhasil diciduk pada Sabtu, 14 Juli 2018, sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, Rahmat dan sejumlah pemuda lain tengah bergadang di kawasan Koto Gaek, Nagari Talang.

Tiba-tiba, datang satu unit mobil sedan yang dikemudikan mantan Sekretaris Kecamatan Gunung Talang, Yuspardi Malin. Mobil tersebut lantas berhenti dekat kumpulan para pemuda.

"Dengan mimik cemas dan serius, beliau bilang ada pocong di pendakian jalan. Istri dan anaknya yang berada di mobil mengaku juga melihat tiga pocong," kata Rahmat Halilintar, Senin, 16 Juli 2018.

Para pemuda Nagari Talang turut terkejut. Merasa penasaran, mereka lantas mendatangi lokasi jalan yang disebut-sebut ditunggui pocong.

"Sampai di sana, ternyata benaran ada pocong, tinggi besar. Spontan saya ikut menggigil," tutur Halilintar.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hukuman bagi Pocong

Namun, Rahmat bersama rekan-rekannya masih penasaran dan bertanya-tanya, apakah betul itu pocong. Dengan memberanikan diri, mereka mengambil batu sebesar kepalan tangan. Batu dilemparkan ke arah pocong yang sedang berdiri membelakangi jalan.

"Nah, pas kena batu, pocongnya merengek kesakitan. Kami langsung tahu itu palsu dan mengejarnya," terang Rahmat.

Para pocong jadi-jadian itu langsung kabur. Aksi kejar-kejaran pun sempat terjadi dan akhirnya para pocong berhasil ditangkap.

"Pas ditangkap kami tanya, 'kamu mau dilaporkan ke polisi atau menjalani hukuman pemuda?' Mereka nangis dan minta dihukum pemuda," paparnya.

Sebagai ganjaran, para remaja tanggung itu disuruh berdiri dengan pakaian pocong lengkap di atas tembok tak jauh dari musala kampung. Tanpa boleh bergerak, ketiganya berdiri diam sejak pukul 04.00 WIB hingga disaksikan jemaah salat subuh yang hendak ke musala.

"Mereka sudah bikin perjanjian tidak akan mengulangi dan orangtuanya juga sudah diberi tahu," ucap Halilintar.