Sukses

Jurus Menteri Pertanian Kurangi Impor Jeruk

Kementerian Pertanian memberikan bantuan 1 juta bibit jeruk dengan target mengurangi impor jeruk.

Liputan6.com, Batu - Kementerian Pertanian menargetkan impor jeruk secara nasional bisa turun hingga 25 persen. Salah satu caranya, menggenjot produktivitas dengan menggelontorkan bantuan bibit jeruk lokal sebanyak 1 juta batang pada tahun ini.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, bantuan 1 juta batang bibit jeruk beserta pupuk dan pendampingan gratis dari Kementerian Pertanian itu diperkirakan setara dengan menekan 25 persen impor nasional.

"Tahun depan kita beri bantuan lagi sebanyak 2 juta batang, sehingga pada 2020 kita sudah ekspor sepenuhnya.Tak lagi impor, sesuai perintah presiden," ucap Amran di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (17/7/2018).

Jeruk jadi salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Populasi tanaman ini secara nasional mencapai 53 ribu hektare dan ditarget jadi 61 ribu hektare pada 2020. Sedangkan produktivitasnya saat ini mencapai 2,2 juta ton per tahun dan ditarget jadi 3,1 juta ton pada 2020.

Impor jeruk sendiri saat ini masih sebanyak 80 ribu ton untuk mencukupi kebutuhan nasional. Impor itu diharapkan bisa terus ditekan dengan penambahan pohon jeruk melalui program bantuan bibit tersebut. Dan bahkan diharapkan tak perlu impor lagi.

Di Kota Batu, Amran menyerahkan bantuan bibit batang jeruk itu untuk para petani di Kota Batu, Kabupaten Malang sampai Lumajang. Ada 15 varietas jeruk seperti jeruk keprok 55 Batu, keprok gayo, sitaya agrihorti, keprok selayar, dan lain sebagainya.

"Kementerian Pertanian memberi bantuan bibit berdasarkan keunggulan komparatif satu daerah. Jeruk kualitas unggul ini sangat cocok ditanam di daerah-daerah tersebut," kata Amran.

Simak video pilihan berikut di bawah :

2 dari 2 halaman

Pemasaran Panen Jeruk

Sementara itu, Sujarwo, Ketua Kelompok Tani Jeruk Srigading I Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, berharap pemerintah tak hanya memberikan bantuan bibit saja.

"Membantu pemasaran panen jeruk itu juga salah satu yang kami harapkan. Karena kami juga sering bingung menjual hasil panen," kata Sujarwo.

Sujarwo memiliki pertanian jeruk di lahan seluas 1 hektare dengan produksi yang sudah dipanen sebanyak 4 ton jeruk.

Hasil panennya kemudian dijual ke pedagang sebesar Rp 6 ribu per kg. Padahal, harga jeruk pada tahun lalu masih menembus Rp 15 ribu dan sempat turun jadi Rp 9 ribu per kilogram.

"Kami ini juga butuh bantuan di pascapanen. Bagaimana menjualnya agar harga tak terlalu rendah," kata Sujarwo.