Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran 2 hektare lahan di Desa Batang Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau, merepotkan ratusan petugas gabungan, baik dari TNI dan Polri serta masyarakat. Lahan gambut dalam yang sudah ditanami sawit menjadi penyebab petugas gabungan kelabakan.
Lahan gambut dikenal sangat mudah terbakar kalau sudah kering. Apalagi, Riau saat ini sudah masuk musim kemarau kering. Lahan yang kelihatannya sudah padam bisa berkobar lagi karena dasar gambut biasanya masih menyimpan bara api.
Menurut Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto, ratusan petugas gabungan itu dikerahkan sejak Senin siang, 16 Juli 2018. Petugas bermalam di sana hingga pagi supaya api tak meluas ke lokasi lainnya.
Advertisement
Baca Juga
"Saat ini petugas masih mendinginkan lahan supaya gambut tak terbakar lagi," kata Sunarto, Selasa siang, 17 Juli 2018.
Informasi yang diperoleh Sunarto, pemilik lahan 2 hektare itu belum diketahui. Petugas di lapangan juga sedang mencari tahu untuk mengusut, apakah sengaja dibakar atau tidak. Garis polisi juga dipasang sebagai tanda lahan itu dalam proses hukum.
Sunarto menyebutkan, ratusan petugas gabungan itu terdiri dari enam personel Subsektor Pelalawan, 40 personel Polres, tiga anggota TNI, 12 Satpol PP, 12 dari BPBD setempat, masyarakat, dan 70 petugas pemadam kebakaran dari perusahaan di Pelalawan.
"Puluhan unit alat pemadaman dan kendaraan diturunkan ke lokasi untuk memadamkan api, pemadaman masih berlangsung," ucap Sunarto.
Titik Panas Meningkat 2 Kali Lipat
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Selasa, 17 Juli 2018, mendeteksi 29 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Seluruh titik panas ini menyebar di wilayah pesisir seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis hingga Siak.
"Di Dumai itu terpantau oleh Satelit Terrra dan Aqua sebanyak 15 titik, selanjutnya Rokan Hilir 7 titik, Bengkalis 6 titik, dan Siak 1 titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno.
Dari 29 titik panas di Riau itu, Sukisno menyatakan 24 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat akurasi di atas 70 persen.
"Titik api terpantau menyebar cukup banyak di Dumai dengan 13 titik, selanjutnya Rokan Hilir dan Bengkalis masing-masing 5 titik dan Siak 1 titik api," katanya.
Selain di Riau, Sukisno menyebut satelit juga mendeteksi 21 titik panas di lima provinsi di Sumatera. Titik panas dengan tingkat akurasi diatas 50 persen indikasi Karhutla itu menyebar di Lampung 15 titik, Bangka Belitung dan Sumatera Selatan masing-masing 2 titik, serta Sumatera Utara dan Bengkulu masing-masing 1 titik.
Sekadar informasi, lonjakan titik-titik panas dan titik api di Riau mulai terpantau dalam 48 jam terakhir. Sebelumnya, pada Senin, 16 Juli 2018, BMKG mendeteksi 17 titik panas dan meningkat dua kali lipat kemarin.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement