Sukses

Mengenal Toleransi Sejak Dini ala Komunitas di Cirebon

Beberapa anak di Cirebon, diajak menyusuri tempat ibadah untuk lebih mengenal makna toleransi umat beragama.

Liputan6.com, Cirebon - Pluralisme hingga saat ini masih menjadi salah satu pola hidup masyarakat pantura Cirebon, Jawa Barat, di tengah krisis toleransi yang ada di Indonesia.

Sejarah berdirinya, Cirebon menjadi landasan utama masyarakat menjaga keberagaman. Termasuk mewariskan semangat yang sama pada generasi penerus.

Salah satunya seperti yang dilakukan Komunitas Inspiration House Cirebon. Dalam upaya menjaga keberagaman ini, mereka rela meluangkan waktu bersama anak-anak Cirebon.

"Selain kami berikan ilmu kami juga ajak anak-anak penerus Cirebon harmoni trip," kata perwakilan komunitas Inspiration House Cirebon, Cici Situmorang, Rabu, 18 Juli 2018.

Dalam kegiatan tersebut, anak-anak binaan komunitas diajarkan keberagaman. Salah satunya dengan menyusuri beberapa rumah ibadah, peninggalan sejarah budaya serta bangunan tua.

Cici mengatakan, Harmoni Trip merupakan bagian dari gerakan komunitas menanamkan pluralisme sejak dini. Peserta harmoni trip merupakan anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Akhir pekan lalu kami ajak lima anak kunjungan ke gereja, wihara, pura, keraton hingga Masjid Merah Cirebon," sebut Cici.

Menurut Cici, menamkan pluralisme sejak dini sangat penting. Dia menceritakan, peserta harmoni trip mengaku kagum dengan sambutan para tokoh agama di setiap tempat ibadah yang disinggahi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Berbagi Pengalaman

Bahkan, antusiasme peserta untuk mengetahui sejarah dari tempat ibadah tersebut sangat tinggi. Sejauh ini, anak-anak hanya mengenal keberagaman melalui bangku sekolah.

"Awalnya memang agak canggung tapi setelah mendapat sambutan ramah anak-anak justru senang," ungkap Cici.

Cici mengatakanpula, dalam harmoni trip ini, tidak semua anak binaan komunitas diajak. Dia menyebutkan, hanya lima anak didik Inspiration House Cirebon yang terpilih ikut dalam kegiatan ini.

Dia menjelaskan, lima anak yang menjadi peserta agar fokus dan dapat menerima pesan dan kesan tentang keberagaman itu sendiri.

"Anak yang kami ajak yang punya potensi dan dapat berbagi pengalaman mereka kepada anak yang lain tentang Bhinneka Tunggal Ika karena anak- anak itu polos dan jujur," kata Cici.

Dia menambahkan, kegiatan tersebut akan digelar rutin selama dua bulan sekali. Cici berharap peserta harmoni trip dapat menerima pengalaman tersebut dengan baik.