Sukses

Kebakaran Sambar Pagar SD Saat Upacara, Siswa Berlarian, Guru pun Pingsan

Lokasi kebakaran pabrik mebel dekat dengan sekolah. Siswa dan para guru yang sedang upacara kemudian berlarian menjauh dari sumber kebakaran.

Sukoharjo - Kebakaran melanda pabrik dan gudang mebel CV Anjana di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB. Amukan si jago merah ini membuat ratusan siswa SDN Gumpang 01 berlarian dan seorang guru pingsan akibat panik dan ketakutan lantaran lokasi kebakaran berdekatan dengan sekolah mereka.

Sekolah yang memiliki 321 siswa bangunannya berimpitan dengan pabrik furnitur atau mebel yang terbakar, hanya dibatasi pagar tembok. Saat pabrik terbakar, sekolah itu sedang ada upacara pamitan Kepala SDN Gumpang 01 yang akan pindah ke SDN Kartasura 01.

"Tetapi, karena api dengan cepat membesar, anak-anak panik terus berlarian ke luar kompleks sekolah sambil menangis," ucap Siti Zulaikhah, salah satu guru SDN Gumpang 01, ketika ditemui saat menenangkan diri dengan beberapa guru lainnya di halaman sekolah, Senin (23/7/2018).

Salah satu guru bernama Indrawati juga panik menghindari kebakaran tersebut hingga akhirnya pingsan. Dia menjelaskan, orangtua murid yang sebagian masih berada di halaman sekolah, segera mengajak anak-anak mereka pulang. Sedangkan beberapa beberapa siswa lainnya diajak ke rumah warga di depan sekolah.

Bersamaan dengan itu, sejumlah guru berjibaku nekat masuk ke beberapa kelas untuk menyelamatkan dokumen dan arsip yang tersimpan. Barang-barang tersebut diusung keluar diletakkan di halaman sekolah.

Penyelamatan itu dilakukan karena musala dan rumah penjaga SD yang berada di pojok barat daya terkena jilatan api. Guna melokalisasi kebakaran, sejumlah warga membobol pagar tembok dekat musala dan rumah penjaga SD.

Sementara itu, salah seorang siswa kelas II, Rian Adimas Saputra, yang ditemui Solopos.com saat melihat pemadaman api mengaku masih terguncang jiwanya. "Tadi saya dan teman-teman banyak yang menangis karena memang menakutkan," katanya.

Salah seorang siswa lainnya, Narendra, yang duduk di kelas IV juga mengaku ketakutan ketika kebakaran pabrik mebel kualitas ekspor ini terjadi. Akibatnya seluruh peserta upacara, yaitu siswa dan para guru berlarian menjauh dari sumber kebakaran.

"Saya tidak menangis, tetapi tetap takut. Karena itu saya tadi dan teman-teman langsung lari keluar halaman sekolah menjauh dari kebakaran," ujarnya.

Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Tenangkan Siswa, Sebagian Kelas Diliburkan

Terkait kebakaran pabrik mebel yang terjadi di dekat sekolah, Kepala SDN Gumpang 01, Sri Lestari, mengatakan guna menenangkan anak-anak, siswa kelas I, II, dan III diliburkan dulu.

"Biar tenang besok anak-anak kelas I, II, dan III kami liburkan maksimal tiga hari. Sedangkan siswa kelasa IV, V, dan VI tetap masuk seperti biasa," papar dia.

Dia berharap pagar tembok atau tembok lainnya yang terkena paparan api dan membahayakan segera dirobohkan. Jika tak dirobohkan dikhawatirkan akan membahayakan siswa.

Dia mengakui secara materi kerugian yang diderita sekolahnya tak terlalu besar. Namun, kerugian nonmateriel dinilai mengkhawatirkan. Sebab, banyak siswa yang ketakutan dan menangis histeris ketika terjadi kebakaran.

Adapun Kanit Reskrim Polsek Kartasura, Iptu Tugiyo mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, mengatakan hingga kemarin siang belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Namun, dari keterangan beberapa saksi kebakaran diduga dipicu api pembakaran limbah kayu jati sisa bahan mebel.

"Katanya kemarin ada yang membakar sampah di dalam lingkungan pabrik. Mungkin apinya belum mati sudah ditinggal, sehingga ketika terkena angin api membesar dan membakar isi gudang," katanya.

Untuk taksiran kerugian pun belum bisa dihitung. "Mungkin nanti kalau pemiliknya yaitu Pak Irawan sudah menghitung akan segera melapor ke Polsek Kartasura," papar dia.

Dia menambahkan, pemadaman api setidaknya melibatkan sembilan mobil pemadam kebakaran dari Kota Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, dan Wonogiri.