Liputan6.com, Ambon - Tim dari Direktorat Komunitas Adat Terpencil pada Kementerian Sosial (Kemensos) segera meninjau daerah krisis pangan di pedalaman hutan Pulau Seram, di Gunung Morkele, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang mengakibatkan tiga warga meninggal dunia.
Kepala Dinas Sosial Maluku, Sartono Piring saat dikonfirmasi, Selasa, 24 Juli 2018, membenarkan bahwa tim Kemensos dipimpin Direktur Komunitas Adat Terpencil (KAT) Marsali dijadwalkan tiba di Ambon, dengan empat personel guna menuju pedalaman Pulau Seram, pada Rabu ini, 25 Juli 2018.
"Kehadiran tim Kemensos merupakan hasil koordinasi, menindaklanjuti laporan dari Dinas Sosial Kabupaten Maluku Tengah bahwa bencana sosial itu mengakibatkan seorang lansia dan dua balita meninggal dunia akibat krisis pangan," ucapnya, dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Tim Kemensos nantinya bersama sejumlah personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) akan menyalurkan bantuan dan mendata permasalahan yang sebenarnya terjadi di sana untuk penanganan lanjutan.
"Tim terpadu dengan melibatkan BNPB akan mengungkap penyebab terjadinya krisis pangan yang dialami sebanyak 45 kepala keluarga (KK) atau 170 jiwa warga di Negeri Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah," kata Sartono.
Bantuan yang disiapkan untuk disalurkan antara lain satu ton beras, matras sebanyak 100 lembar, selimut 180 lembar, 35 paket kid ware (pakaian anak), dan 60 paket kebutuhan lansia atau lanjut usia.
Sedangkan bantuan lainnya dari stok penyangga Dinas Sosial Kabupaten Maluku Tengah antara lain sayur lodeh dan opor ayam 90 kaleng, panci masak dan wajan masing-masing 45 buah, piring 270 buah, gelas melamin 135 buah, selimut wol dan tenda gulung masing-masing 45 lembar, serta matras 90 lembar.
Lokasi tinggal warga suku terasing itu berada di Dusun Maneo, yang jarak tempuhnya tiga jam dengan kendaraan dari Wahai atau delapan jam dari Masohi, ibu kota Maluku Tengah. Dilanjutkan berjalan kaki delapan jam ke desa terdekat.
Sedangkan lokasi titik kumpul terdekat ke masyarakat terasing Pulau Seram adalah di Kali Toahaku. Dengan rute perjalanan dari Polsek Seram Utara, rumah singgah jalan Dusun Soahari. Adapun Kali Touhaku dapat ditempuh dengan kendaraan dari Wahai selama tiga jam atau delapan dari Masohi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Suku Terasing yang Nomaden
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat menyatakan, pihaknya telah mengambil sikap cepat untuk menangani persoalan suku terasing di daerah pedalaman hutan Pulau Seram itu.
"Menindaklanjuti informasi tentang adanya bencana sosial pada warga suku terasing Mausu Ane, Polda segera merespons dengan mengambil langkah-langah kepolisian dan mengidentifikasikan berbagai persoalan secepatnya," katanya, diwartakan Antara.
"Mereka suku nomaden, berpindah-pindah tempat, dan hanya dapat ditemui dengan perantaraan Raja Maneo," katanya.
Saat ini telah dilakukan koordinasi dengan kades atau raja Maneo, Nikolas Boiratan untuk mendiskusikan kebutuhan dan tekhnis penyerahan bantuan. Termasuk, membahas bantuan yang dibutuhkan masyarakat.
Penyerahan bantuan sesuai usul kades akan dilaksanakan di Desa Soahari, pada Kamis, 26 Juli 2018, sekitar pukul 12.00 WIT.
Tekhnis penyerahan dari Polda Maluku melalui Kapolres Maluku Tengah bersama Satbrimob akan berangkat pada Rabu, (25/7/2018) ini. Mereka akan bertemu kades Maneo di Waymuse, selanjutnya bersama-sama ke lokasi untuk melakukan penyerahan bantuan.
Polda Maluku akan menyalurkan bantuan sumbangan berupa satu ton beras, makanan siap saji seperti mi instan 200 dus, gula pasir 100 kilogram, dan obat-obatan, termasuk memberangkatkan tenaga medis.
Advertisement