Sukses

Balita di Pemalang Nyaris Terbakar di Dalam Kamar Gara-gara Kipas Angin

Bocah lelaki Pemalang itu melihat percikan api dari kipas angin yang membakar kasur.

Liputan6.com, Pemalang - Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Seperti kisah di Pemalang, Jawa Tengah ini, barangkali bisa menjadi pengingat agar senantiasa berhati-hati dan mengecek saat menggunakan peralatan elektronik yang bisa menghasilkan percikan api jika korsleting, terutama jika ada anak-anak yang berada dekat peralatan tersebut.

Masa kanak-kanak atau balita, adalah masa bermain. Di mana pun tempatnya, bagaimana situasinya, balita akan menjadikannya sebagai arena petualangan. Masa ini juga ditandai dengan keingintahuan yang besar.

Kamis sore, sekitar pukul 15.45 WIB, Muhammad Aghni Fahri (4) sedang bermain sendirian di dalam kamar rumahnya di Desa Ambowetan Kecamatan Ulujami, Pemalang. Lantaran suhu panas, maka kipas angin pun dinyalakan.

Namun, saat asyik bermain, bocah lelaki itu melihat percikan api dari kipas angin yang lantas menjalar dan membakar kasur. Bocah ini pun kalang kabut lantaran asap yang langsung membumbung.

Beruntung, di tengah kepanikan, Fahri berhasil keluar kamar. Ia berteriak-teriak minta tolong.

Sejurus dengan itu, api terus membesar dan kali ini mulai menjilati atap genteng rumah yang terletak di tepi jalan pantura tersebut. Kasur dan lemari tak luput dari lalapan api yang makin besar.

Slamet, orangtua Fahri, mendengar teriakan anaknya. Ia pun berlari dan segera mengevakuasi anaknya sebelum menjadi korban kebakaran.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Korsleting Listrik Hanguskan 3 Rumah

Slamet juga berteriak minta tolong tetangga untuk memadamkan api yang semakin membesar. Mereka juga melaporkan ke kepolisian dan pemadam kebakaran.

Pemadam kebakaran tiba 45 menit kemudian. Dengan bantuan warga, personel polisi, dan TNI, sekitar pukul 16.45 WIB api dapat dipadamkan.

“Begitu mendapatkan laporan, kami langsung menuju lokasi kebakaran, membantu memadamkan api kebakaran dan mengatur arus lalu lintas,” kata Kapolsek Ulujami, AKP Harsono, Jumat, 28 Juli 2018.

Berdasarkan keterangan saksi dan penyelidikan, penyebab kebakaran adalah arus pendek yang menimbulkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran. Meski tak sampai menimbulkan korban jiwa, pemilik rumah diperkirakan merugi hingga Rp 25 juta.

Keesokan harinya, tiga rumah di Desa Longkeyang Kecamatan Bodeh Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah terbakar, Jumat sore, 27 Juli 2018.

Kebakaran tersebut pertama kali diketahui oleh Nuridin (50). Ia melihat api yang mulai membesar di rumah tetangganya, Suwarno (68).

Ia pun langsung memberitahu Tori'in (29) yang rumahnya berhadapan langsung dengan rumah Suwarno. Nuridin juga memberitahu Suwarno, si pemilik rumah sedang menjaga ladang jagung.

Saat keduanya kembali, diduga akibat tiupan angin yang kencang, api telah menjalar ke rumah di kanan kirinya, rumah Sukirman (45) dan rumah Mudrikah (57).

"Anggota Polsek Bodeh langsung mendatangi TKP dan bersama warga melakukan pemadaman api dan mengamankan lokasi," kata Kapolsek Bodeh, AKP Hartono, Sabtu (28/7/2018).

3 dari 3 halaman

Tungku Tahu Lalap 2 Rumah di Banyumas

Beruntung, dalam peristiwa itu tak ada korban jiwa, Namun, pemilik rumah menderita kerugian hingga Rp 200 juta-an rupiah.

“Kerugian material yang diperkirakan dari masing masing rumah Rp 65 juta,” ujarnya.

Sama dengan penyebab kebakaran di Ambarwatan di hari sebelumnya, berdasar penyelidikan, kebakaran tersebut terjadi diduga akibat korsleting listrik di rumah Suwarno yang kemudian menjalar ke dua rumah lainnya.

Pada hari yang sama, kebakaran juga terjadi di Desa Gandatapa Kecamatan Sumbang, Banyumas. Berbeda dari dua kebakaran di Pemalang yang disebabkan arus pendek listrik, kebakaran di Gandatapa diduga disebabkan oleh nyala tungku yang tak terkontrol pemiliknya.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

Kebakaran menimpa rumah Karmidi (65) dan Agus Nurohim (40 th). Saat itu, Karmidi sedang memasak tahu di tungku. Namun, saat ditinggal sebentar api menjalar di dapur korban.

"Dapur sudah terbakar, dengan cepat api menjalar ke bagian rumah induk dan rumah Agus Nurohim juga ikut terbakar," ucap Kusworo.

Melihat rumahnya terbakar, seketika itu pemilik rumah meminta bantuan kepada warga setempat untuk membantu memadamkan api dengan alat seadanya. Mendapat laporan itu, satu armada Damkar Purwokerto dan satu armada Damkar Pos Kembaran membantu dalam proses pemadaman api.

"Api padam pukul 23.00 WIB," jelas Kusworo.