Liputan6.com, Jakarta - Pesta Piala Dunia di Rusia telah usai, namun kemeriahan belum berakhir. Giliran Indonesia, yang unjuk gigi mengisi libur musim panas di ibu kota Rusia, Moskow, dengan Festival Indonesia ke-3 yang mengusung tema “Visit Wonderful Indonesia: Explore Our Regions” di Taman Krasnaya Presnya, pada 3 - 5 Agustus 2018.
Festival selama tiga hari tersebut akan digelar di salah satu taman bersejarah di Moskow, dengan luas 16,5 hektare yang terletak di kawasan bisnis antara Moscow International Business Center (MIBC) dan World Trade Center.
Tentu saja akan ada berbagai kemeriahan yang menanti para pengunjung selama tiga hari Festival Indonesia ke-3. Ada peragaan busana, kuliner asli Indonesia, beragam promosi produk dan kerajinan Indonesia, pertunjukan-pertunjukkan, juga kelas-kelas membatik, dan banyak lagi.
Advertisement
Baca Juga
Kegiatan unik juga ikut meramaikan acara, seperti foto pasangan pernikahan dengan mengenakan busana tradisional Indonesia, yang menjadi salah satu acara yang paling digemari pengunjung pada dua festival sebelumnya. Tak ketinggalan, tenda yang juga menarik minat pengunjung adalah pijat tradisional ala Bali.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia, Wahid Supriyadi, menyebutkan target jumlah pengunjung pada Festival Indonesia ke-3 ini adalah 120 ribu orang. Dijelaskan dalam keterangan tertulis, naik dari sekitar 90 ribuan tahun sebelumnya, dan 70 ribuan orang pada Festival Indonesia pertama pada 2016.
Jumlah peserta dari Indonesia, yang terdiri dari pihak pemerintah pusat dan daerah, pebisnis dan pelaku seni, juga meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 400 orang, 700 orang, dan pada 2018 ini sekitar 1.000 orang.
Lokasi festival di Krasnaya Presnya, taman yang dibuka untuk publik sejak 1932 pernah dilalui Sungai Presnya yang alirannya dialihkan ke bawah tanah. Nama Krasnaya, yang artinya merah, diambil dari Revolusi Rusia 1905, revolusi massa yang menjatuhkan pemerintahan kerajaan.
Taman Krasnaya Presnya yang merupakan tempat ideal untuk aktivitas di luar ruangan, selalu menjadi tempat favorit penduduk Moskow dan pendatang yang ingin menikmati keindahan taman-taman.
Selain ada tempat luas untuk kegiatan olahraga, termasuk lapangan ice skating di musim dingin, Krasnaya Presnya juga memiliki jalur jalan kaki diapit pepohonan raksasa, danau-danau, juga jembatan-jembatan yang cantik.
Hal ini yang juga menjadi pertimbangan pemilihan lokasi Festival Indonesia ke-3, yang sebelumnya, yaitu pada 2016 dan 2017, diadakan di taman dengan ukuran sekitar sepertiga Krasnaya Presnya, yaitu Taman Hermitage. Karena peserta dan pengunjung yang makin banyak, maka diperlukan kawasan festival yang lebih luas.
Saling Bantu dari Cari Gantungan Baju
Festival Indonesia ke-3 ini akan diramaikan oleh sekitar 1.000 peserta dari Indonesia. Tidak kurang dari 90 lapak pamer (booths) disediakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rusia untuk para pelaku usaha kecil dan menengah. Dari daftar peserta yang hadir, berpameran selama tiga hari, memang sangat beragam.
Ada motif-motif batik yang dipamerkan dalam berbagai bentuk produk, termasuk pada gitar yang diusung oleh Batiksoul Guitar. Taman Krasnaya Presnya juga akan diwarnai oleh beragam payung tradisional Indonesia warna-warni yang dilukis oleh seniman-seniman dari Kampung Ragam Warna, Jawa Tengah.
Sementara para peserta telah memiliki ikatan untuk saling mendukung sesama peserta. Terutama dari kalangan usaha kecil dan menengah, berpameran ke luar negeri, apalagi di negeri yang jauh dari Indonesia seperti Rusia, saling bantu sudah menjadi hal yang naluriah.
"Memang harus begitu, karena kami sesama pengusaha kecil, harus saling bantu,” kata Mardiah Faraz, salah satu peserta Festival Indonesia ke-3, yang sengaja datang beberapa hari lebih awal dari jadwal Festival.
Menurut Mardiah, yang akan menghadirkan mantel-mantel (coat) dengan motif batik sekar jagad yang merupakan hasil kreasinya sendiri, memberikan informasi yang kelihatannya sepele kepada sesama peserta, bisa sangat membantu.
"Seperti lokasi penukaran uang, tempat dan harga membeli sim card Rusia, sampai info lokasi penitipan koper dan tempat membeli gantungan baju," kata Mardiah.
Dengan berbagi seperti itu, Mardiah meyakini, usahanya sendiri, bisa lebih berhasil juga. Hal itu dia rasakan karena perempuan asal Bandung ini juga bisa memperoleh teman dan bantuan di Rusia.
"Memang kita harus fight, cari jalan," kata Mardiah yang berhasil menjual baju-baju rancangannya sampai ke Kazan, salah satu negara bagian di Rusia.
Advertisement