Sukses

Duka Mendalam di SMPN 3 Sambelia Pasca-Gempa Lombok

Dua siswa SMPN 3 Sambelia menjadi korban tewas bencana gempa Lombok.

Liputan6.com, Lombok Timur - Dua siswa di SMPN 3 Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggal dunia karena tertimpa bangunan saat terjadi gempa 6,4 Skala Richter yang menimpa wilayah itu pada Minggu pagi, 29 Juli 2018.

"Dari informasi yang kita dengar dari warga mereka meninggal tertimpa bangunan rumahnya saat gempa terjadi. Jadi bukan meninggal karena di sekolah," kata salah seorang guru SMPN 3 Sambelia, Juned Bangkit Wahyu Laksono saat ditemui di Lombok Timur, Senin, 30 Juli 2018, dilansir Antara.

Ia mengungkapkan, dua orang siswa yang meninggal tersebut merupakan siswa kelas VII, yakni Baiq Nila dan Surotul Laeni. "Kedua almarhumah langsung di makamkan pihak keluarga pada Minggu sore," ujarnya.

Menurutnya, saat ini kondisi SMPN 3 Sembelia 85 persen rusak parah akibat gempa. Mulai ruang guru, kepala sekolah, ruang kelas, hingga tembok sekolah, ikut roboh.

"Makanya sekarang siswa kita liburkan. Belum tahu sampai kapan baru bisa aktif sekolah, karena memang seluruh bangunan sekolah sudah tidak bisa digunakan lagi," jelasnya.

Pantauan di SMPN 3 Sambelia, kondisi sekolah rusak parah. Di sejumlah ruangan, atap roboh dan dalam kondisi berserakan karena tertimpa plafon yang ambruk dan genteng yang terjatuh. Kaca-kaca ruang kelas juga sudah pecah dan tembok pagar sekolah juga ikut roboh.

Berdasarkan catatan hingga pukul 20.00 Wita, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Lombok Timur itu mencapai 16 orang.

Kepala BPBD NTB Mohammad Rum menerangkan sembilan warga di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, meninggal dunia. Mereka adalah Papuk Bambang (60), Zahra (3), Adiatul Aini (27), Herniati 35), Firdaus (7), Mapatul Akherah (7), Baiq Nila Wati (19), Herli (9), dan Fatmirani (27). Sedangkan di Kecamatan Sembalun, atas nama Inak Marah (80).

Sementara, korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak empat orang, yakni Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13). Ada pula dua wisatawan meninggal dunia, yakni Siti Nur Ismawida (30), warga Malaysia, dan Muhammad Ainul Muksin, pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Wisatawan asal Malaysia itu meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tembok rumah warga Sembalun tempatnya menginap. Sementara, Ainul tewas tertimpa material longsor di jalur pendakian Gunung Rinjani.

Saksikan video pilihan berikut ini: