Sukses

16 Derajat Celsius di Bandung, Jaket Tebal Pasar Cimol Gedebage Laris Manis

Banyak pembeli memburu jaket-jaket tebal ini untuk menepis dingin pada siang ataupun malam hari.

Liputan6.com, Bandung Cuaca dingin seperti yang dirasakan warga Bandung beberapa hari terakhir membuat masyarakat cenderung malas keluar rumah dan lebih menanggalkan aktivitas luar ruang. Akan tetapi sebuah jaket tebal sebenarnya bisa jadi solusi tepat bagi warga yang ingin keluar rumah.

Menurunnya suhu di Bandung berdampak pada penjualan jaket tebal. Pakaian pelapis ini laris manis dicari warga Bandung. Banyak pembeli memburu jaket-jaket tebal ini untuk menepis dingin pada siang ataupun malam hari. Salah satu yang paling terasa geliatnya di kawasan Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung.

Berbeda dari factory outlet, mal, dan distro, Pasar Cimol Gedebage merupakan pusat perbelanjaan barang bekas terutama fesyen yang terletak di kawasan Gedebage. Di pasar yang merupakan surga pakaian bekas berbagai merek terkenal dengan harga miring ini, berbagai jaket berbahan tebal, kulit, parasut, polar, hingga mantel bisa ditemukan. Tak hanya beragam jenis, modelnya pun sangat variatif sehingga bisa menambah gaya penampilan.

Salah seorang penjual, Firmansyah (40) misalnya. Pada saat musim kemarau dengan suhu berkisar 16 derajat Celsius seperti sekarang ini, ia mengaku kebanjiran pembeli.

"Biasanya yang sudah-sudah kalau habis musim sekolah itu sepi. Ini sekarang tidak biasanya, ada saja pembeli yang mencari jaket," kata Firman, sapaan akrabnya saat ditemui Liputan6.com, Sabtu 4 Agustus 2018.

Pada hari biasa sebelum cuaca dingin, Firman meraup keuntungan Rp 300-400 ribu per hari. Namun sekarang, ia bisa sedikit tersenyum karena omzetnya bisa mencapai Rp 1 juta per harinya.

"Bahkan kalau weekend bisa lebih banyak yang datang," dia mengatakan.

Firman biasa membuka lapaknya mulai pukul 8 pagi hingga 6 sore. Pengusaha pakaian sejak 2000 ini menjual berbagai jenis pakaian meski didominasi jaket atau penghangat tubuh. Harga yang ia tawarkan relatif murah dengan kisaran Rp 50-250 ribu.

"Untuk cuaca dingin seperti sekarang ini orang lebih suka jaket yang tebal, sweater, jaket berbahan polar dan parka," Firman menjelaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jaket Kulit Pun Tak Mau Kalah

Selain Firman, Yusuf Nazar (28), salah seorang penjual jaket kulit bekas di pasar rakyat ini juga ketiban rezeki akibat penurunan suhu di Bandung.

Pantauan Liputan6.com, memang cukup banyak penjual jaket kulit di Pasar Cimol Gedebage. Mulai dari ukuran jaket kulit yang besar hingga untuk anak. Selain bahannya yang bagus, harga jaket kulit di sini sangat terjangkau.

"Ini kan barang sisa impor semua dari Korea. Kualitasnya pasti terjamin," kata Yusuf.

Ia mengatakan penggemar jaket kulit tidak mengenal cuaca. Hanya saja ia mengakui terdapat perbedaan penjualan dalam beberapa pekan terakhir.

"Hari biasa saja banyak barang yang keluar apalagi musim dingin. Kalau yang beli sehari bisa 4-5 barang keluar," kata Yusuf yang membanderol jaket kulit dengan harga mulai dari Rp 200 hingga 400 ribu.

Selain pembeli satuan, ia juga biasa menerima pembeli borongan. "Tiap minggu minimal ada 20 potong," kata dia.

Salah seorang pembeli, Afrizal (24) mengatakan, dengan membeli jaket bekas ia bisa menghemat pengeluaran. Apalagi jaket-jaket tebal di Cimol banyak pilihan.

"Kalau jaket kan bagi saya sudah keperluan sehari-hari. Mau itu musim dingin atau panas. Jadi dengan harga yang relatif murah tapi barangnya tetap bagus, saya kira tidak ada masalah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, pada Sabtu, 4 Agustus 2018, tercatat suhu minimum di Bandung mencapai 16,2 derajat Celsius.