Liputan6.com, Kupang - Kehadiran investor perkebunan tebu milik PT Muria Sumba Manis (MSM) di Kabupaten Sumba Timur menuai pro kontra warga setempat.
Setelah ada aksi warga menolak kehadiran PT MSM, munculah aksi tandingan dari warga yang mendukung investasi perusahan itu. Aksi itu pun menelan korban jiwa. Salah satu warga yang diduga security pada PT MSM, John Tay Hungga (26) meninggal dunia saat mengikuti demontrasi.
Kematian masa pendukung PT MSM itu membuat aktivis Wahana Lingkungan Hidup NTT (Walhi) sebagai organisasi yang selama ini gencar mengadvokasi persoalan itu angkat bicara.
Advertisement
Baca Juga
Deputi Walhi NTT, Umbu Tamu Ridi, mengatakan aksi itu hanya mengadudomba warga dan menimbulkan konflik antar masyarakat. Dia juga menduga aksi itu sebagai aksi tandingan.
"Mereka menolak LSM mengadvokasi kasus perampasan tanah karena mereka beralasan PT.MSM telah merekrut tenaga kerja banyak. Demo yang kemarin malah tak dapat mengubah apa-apa tetapi memperkeruh suasana antar masyarakat," kata Umbu Tamu, Sabtu (4/8/2018).
Dia menjelaskan, aksi demontrasi warga yang memiliki hak atas tanah, pemilik ulayat dan masyarakat yang mendapat dampak dari hadirnya PT.MSM beberapa waktu lalu itu murni gerakan masyarakat yang mendapat dampak negatif dengan adanya PT MSMS.
"Ini dua persoalan yang berbeda," katanya.
Sementara itu Corporate Legal & Communication Office PT MSM, Milton Ph. Butar-Butar enggan menanggapi pernyataan Walhi NTT. Dia mengaku PT. MSMS sudah memenuhi permintaan keluarga korban tewas saat aksi.
"Semua biaya sudah kami tanggung," kata Milton.
Simak video menarik berikut di bawah:
Demo Tandingan Berubah Duka
Sebelumnya John Tay Hungga (26), meninggal dunia usai mengikuti demonstrasi mendukung investasi perkebunan tebu PT Muria Sumba Manis (MSM) di halaman Kantor Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat sore, 3 Agustus 2018.
Ratusan karyawan dan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sumba Timur menggelar demonstrasi sejak Jumat siang hingga sore hari.
Sebelumnya, ada unjuk rasa dari warga setempat menolak keberadaan PT MSM. Warga mengklaim keberadaan PT MSM telah mencaplok tanah ulayat penduduk setempat.
Tunggu Takanjanji, paman korban mengatakan, korban sebelumnya sehat dan tidak ada gejala sakit. Namun, ia tidak sarapan sebelum demo.
"Korban merupakan sekuriti PT Muria Sumba Manis (MSM) yang ikut berdemo ke Kantor Bupati Sumba Timur," ucap Tunggu kepada Liputan6.com, Jumat, 3 Agustus 2018.
Sebelum menggelar protes, para demonstran naik truk terbuka dan berkonvoi sekitar 45 kilometer dari lokasi perkebunan.Â
"Korban mendadak jatuh pingsan saat ikut aksi demo dan sempat menjalani perawatan darurat oleh peserta demo lainnya sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha. John tidak tertolong setelah beberapa saat tiba di rumah sakit," katanya.
Dia berharap PT MSM bertanggung jawab memenuhi hak–hak John sebagai karyawan dan mengurus jenazahnya sampai saat pemakaman.
Sementara itu, suasana haru terlihat di ruang jenazah RSUD Umbu Rara Meha, Kabupaten Sumba Timur ,tempat jenazah John Tay Hungga disemayamkan.
Satu per satu kerabat dan kenalan korban mendatangi ruang jenazah untuk sekedar melihat korban yang telah terbujur kaku setelah sebelumnya ambil bagian dalam demonstrasi tersebut.
Corporate Legal & Communication Office PT MSM, Milton Ph. Butar-Butar mengaku belum bisa memberi keterangan kepada media karena masih berada di luar NTT.
"Informasi yang saya terima sih begitu, tetapi masih simpang-siur soal kejadian itu. Setelah saya balik ke NTT, saya akan memberi keterangan pers," ujar Butar-Butar.
Advertisement