Liputan6.com, Banjarnegara - Sebanyak 12 bocah gembel atau anak gimbal Dieng mengikuti upacara ruwatan atau potong rambut gimbal dalam puncak Dieng Culture Festival 2018, Minggu, 5 Agustus 2018 kemarin. Tahun ini, seluruhnya berjenis kelamin perempuan.
Mereka menjalani ruwat agar rambutnya tak lagi gimbal alias tumbuh normal, sebagaimana anak-anak lainnya. Upacara potong rambut ini dilakukan hanya bisa dilakukan atas permintaan si anak. Pun, bocah gembel biasanya memiliki permintaan yang harus dipenuhi. Lantas rambut itu dilarung.
Sebabnya, diyakini mereka adalah titipan Nyai Dewi Roro Ronce yang merupakan abdi ratu laut selatan, Nyai Roro Kidul, yang mendiami kawasan Dataran Tinggi Dieng. Rambut gimbal itu dilarung dan dikembalikan kepada pemiliknya.
Advertisement
Baca Juga
Bocah-bocah Gembel ini dititipkan oleh Nyari Roro Ronce kepada Kiai Kaladete atau Kolodete. Penguasa Dataran Tinggi Dieng, yang menurut legenda pendiri Wonosobo. Kiai Kaladete konon bersemayam di Telaga Balaikambang.
Sebab itu, secara turun temurun, bocah gembel lebih dimanjakan oleh orang tuanya. Sebab, diyakini ia bukan sekadar anak, melainkan titipan dari penguasa alam lain Dataran Tinggi Dieng.
Ia dimanja. Segala permintaanya nyaris selalu dipenuhi orang tuanya. Pendek kata, bocah gembel adalah raja dan ratu bagi warga Dieng dan keturunannya.
"Beberapa bulan yang lalu, hari Jumat, pernah ada tiga wisatawan wanita melihat Telaga Balaikambang seperti istana. Siang hari," kata Kepala Pelaksana Teknis (UPT) Dieng, Aryadi Darwanto, beberapa waktu lalu.
Usai diruwat, rambut bocah gembel diyakini akan tumbuh normal sampai dewasa kelak. Nyaris tak pernah ada cerita anak gembel rambutnya kembali tumbuh gimbal usai menjalani upacara potong rambut.
Simak video menarik berikut di bawah :
Kisah Gimbal Luruh Tanpa Ruwat
Namun, menurut Aryadi, ada pula anak gimbal yang rambutnya kembali menggimbal usai diruwat. Ceritanya, si anak gimbal ini sudah diruwat, juga dalam ajang Dieng Culture Festival, pada 2016. Saat itu, ia meminta sepeda mini.
Usai diruwat, rambutnya lantas tumbuh normal layaknya anak-anak lainnya. Tetapi, beberapa bulan setelah diruwat rambut gimbalnya kembali tumbuh.
Ceritanya, suatu hari, sepeda mininya rusak. Orang tuanya pun kembali membelikan sepeda dengan warna berbeda. Tampaknya, si anak tak terlampau antusias dengan sepeda barunya.
Mendadak, suatu malam, si bocah gembel panas tinggi. Kondisi yang nyaris sama saat rambut gimbalnya hendak tumbuh pertama kali. Ia pun dirawat oleh dokter.
Namun, panas tubuhnya tak kunjung turun. Setelah lewat seminggu, si bocah gembel ini sembuh dengan sendirinya. Belakangan diketahui, kembali muncul rambut gimbal di kepalanya.
"Itu kalau yang tidak salah yang Cikampek. Anaknya bidan," Ari bercerita.
Ada pula kisah di luar nalar lainnya. Seorang bocah gembel minta diruwat dengan permintaan tertentu.
Namun, usai diruwat, rambut gembelnya tetap tumbuh. Setelah ditelisik oleh pemangku adat, diketahui bahwa uang yang digunakan untuk membeli barang si anak berasal dari mbahnya, bukan dari orang tuanya.
"Permintaannya, kalau harus orang tua ya membeli ya harus dengan uang orang tuanya. Tidak bisa digantikan uang dari mbahnya," dia menuturkan.
Sebaliknya, ada pula kisah bocah gembel yang rambut gimbalnya luruh atau rontok sendiri sebelum diruwat. Kisah ajaib ini terjadi saat si bocah gembel meminta dibelikan sapi seberat satu ton.
Tentu, untuk memenuhi permintaan si anak, orang tuanya berfikir keras. Menilik harga daging sapi yang melambung tinggi, bisa dibayangkan berapa jumlah uang yang mesti disiapkan si orang tua.
Nyaris tiap hari bocah gembel ini merengek. bukannya tak mau memenuhi permintaan si anak. Namun, mereka mesti menabung puluhan juta rupiah untuk membeli seekor sapi seberat satu ton.
Tiba-tiba, tanpa alasan, si bocah gembel berhenti merengek. Ia tak lagi minta dibelikan sapi seberat satu ton.
"Kemudian rambutnya itu jatuh sendiri. Tanpa dipotong," Aryadi mengisahkan.
Advertisement
Jatuh Jika Potong Gimbal Tanpa Ritual
Kisah mistis lainnya diceritakan oleh Kepala Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjaregara, Slamet Budiono. Seperti disebut di muka, rambut gimbal dipotong atau diruwat atas permintaan si bocah gembel dengan prasyarat tertentu.
Tetapi, ada pula yang mencoba memotongnya tanpa ritual dan bukan atas permintaan si anak. Si orangtua berusaha memotong rambut gimbal anaknya tanpa ritual yang biasa dilakoni sebelum upacara pemotongan rambut.
Tiba-tiba, keanehan terjadi, saat gunting didekatkan ke kepala, konon si bocah gembel memelanting tanpa sadar. Gunting terlepas tanpa sadar ketika si orang tua, jatuh terlempar.
"Tiba-tiba guntingnya terpental. Anak itu langsung jungkir balik," Slamet berkisah.