Sukses

Koleksi Topeng dan Wayang Istimewa Koh Abun dari Bandung

Mulanya, ia menjumpai dan tertarik pada lima karakter topeng-topeng Cirebon, di antaranya Panji, Samba, Rumiyang, Tumenggung, dan Kelana.

Liputan6.com, Bandung - Abun Adira adalah seorang pedagang kelontong. Namun, kecintaannya pada barang-barang seni, khususnya topeng, patut diacungi jempol. Demi melestarikan warisan turun-temurun, dia rajin mengoleksi topeng sejak 2007 lalu dan kini sudah terkumpul lebih dari 700 topeng.

Sekilas tidak ada yang menyangka bila gedung ruko di Jalan Kiaracondong Nomor 33 E, Cicadas, Kota Bandung, itu adalah sebuah galeri seni. Berimpit di antara toko elektronik, galeri tersebut memiliki barang seni yang beraneka ragam.

Ada topeng dari berbagai bahan, wayang berbagai jenis, serta sejumlah lukisan. Barang-barang seni tersebut menempel di dinding sanggar bernama Galeri Seni Abun.

Topeng kayu yang dibuat dengan beragam warna dan bentuk itu ada yang baru dan lawas, hingga berusia puluhan tahun. Ada juga topeng tari nonkayu yang juga beragam bentuk, warna, serta nama dan tempat asal pembuatan. Selain di lantai satu, topeng-topeng dipajang di lantai dua galeri.

Jumlah topeng di galeri seni ini mencapai lebih dari 700 unit. Topeng tersebut berasal dari daerah yang memiliki kesenian tari topeng, seperti Cirebon, Yogya, Solo, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, dan Kalimantan.

Koh Abun, sapaan akrabnya, mengungkapkan pada mulanya, saat pameran lukisan kaca Cirebon, ia menjumpai dan tertarik pada lima karakter topeng-topeng Cirebon. Di antaranya, Panji, Samba, Rumiyang, Tumenggung dan Klana.

"Pada pandangan pertama saya terlena pada bentuk dan warnanya. Topeng apa saja selalu menarik perhatian saya," kata Koh Abun kepada Liputan6.com, Rabu, 8 Agustus 2018.

Sejak saat itu, Koh Abun getol mendatangi pameran topeng. Ia pergi ke lokasi pembuatan topeng ke Cirebon, Jogja, Solo, Ponorogo, Malang, Madura, Banyuwangi, Bali, dan tempat-tempat lainnya.

"Ternyata luar biasa topeng Indonesia, mulai dari warna, bentuk dan rupanya sangat beragam. Malah dalam sudut-sudut tertentu, topeng asli Indonesia lebih unik dan menarik," kata Koh Abun sambil menjelaskan ia mendapatkan topeng barong di Bali, topeng reog di Ponorogo, dan berbagai daerah lainnya.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Memahami Topeng

Topeng, dikatakan Koh Abun, ada yang dipakai sebagai persembahan atau upacara ritual untuk berhubungan dengan yang di atas atau dengan leluhur. Tak jarang, ada yang dipakai mewakili tokoh tertentu dalam lakon atau tari dalam kaitannya dengan watak atau karakter tertentu.

"Seperti sifat, ada yang baik dan buruk. Untuk watak yang baik maupun yang tidak baik juga ada dalam topeng," tutur pria berusia 75 tahun ini.

Selain filosofis, kata dia, topeng bisa dibuat sebagai hiasan yang indah. Namun, ia sendiri lebih menyukai topeng-topeng yang biasa dipakai pada pertunjukan tari topeng.

"Kebanyakan topeng di sini digunakan untuk tarian. Bahkan, beberapa mahasiswa datang ke sini untuk melakukan studi mereka terkait topeng," ujar ayah tiga anak ini.

Selain topeng, ada sekitar 300 wayang yang menghiasi Galeri Seni Abun. Koleksinya mulai dari wayang golek Sunda, wayang cepak Indramayu, wayang tengul Bojonegoro, wayang kulit Cirebon, wayang krucil, wayang kulit Yogyakarta, dan Solo. Masing-masing wayang memiliki karakteristik khas.

Dengan jumlah koleksi topeng yang dimiliki, Koh Abun ingin melestarikan warisan budaya leluhur agar anak cucunya menikmati sekaligus mengenal budaya bangsa, khususnya untuk topeng. Mengingat koleksi topengnya cukup banyak dan beragam, ia mengaku koleksinya juga sering dipinjam seniman untuk pameran.

"Saya mengharapkan masyarakat harus cinta kepada kebudayaan seni, termasuk topeng dan wayang. Kita juga rasanya perlu meneruskan dan mengembangkan hasil-hasil yang positif dari kesenian tradisional yang begitu meluas dan mendalam," ungkapnya.

Untuk melihat koleksi topeng dan wayang milik Koh Abun, Galeri Seni Abun buka tiap hari kerja mulai pukul 13.00-18.00 WIB.