Sukses

Ketua DPRD Batam Sulit Buktikan Aksi Mesum 2 Pegawai Honorer di Ruang Pimpinan

Menurut Ketua DPRD Batam dugaan aksi mesum ini memang sulit untuk dibuktikan karena tidak ada saksi. Ditambah lagi ruangan Pimpinan DPRD tidak memiliki CCTV.

Batam - Isu tak sedap tengah dihadapi DPRD Kota Batam sejak adanya dugaan mesum yang dilakukan dua pegawai honorer di ruang pimpinan DPRD Kota Batam. Dugaan mesum dua pegawai honorer DPRD Kota Batam dengan seorang anggota DPRD Kabupaten Kampar ini masih hangat diperbincangkan.

Informasi yang dihimpun Batamnews.co.id, Zainal Abidin telah membantah kabar itu. Menurutnya, hal itu mungkin saja tidak benar. Namun, saat ini, dua pegawai tersebut dikenakan skorsing, meski tidak ada yang bisa menjelaskan dan membuktikan kesalahan yang diperbuat mereka.

Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengatakan bahwa skandal mesum itu masih dalam penyelidikan internal mereka.

'Saya belum bisa memberikan keterangan pasti, karena sumbernya belum dapat dipertanggungjawabkan," ujar Nuryanto saat ditemui di ruangannya, Selasa, 7 Agustus 2018.

Menurut Nuryanto dugaan aksi mesum ini memang sulit untuk dibuktikan karena tidak ada saksi. Ditambah lagi ruangan Pimpinan DPRD tidak memiliki CCTV.

Ruangan pimpinan DPRD Batam terletak di lantai dua, untuk masuk ke sana harus melewati penjagaan dari pihak Pengamanan Dalam (Pamdal).

Setiap pimpinan DPRD itu memiliki ruangan masing-masing. Dan di dalamnya juga terdapat ruang pribadi yang bisa digunakan ketika ingin beristirahat.

"CCTV hanya ada di lorong-lorong, tidak ada di ruangan," ujarnya.

Ia juga baru mengetahui kejadian ini dari pemberitaan di media massa, setelah itu ia coba mengonfirmasi langsung ke Zainal Abidin. "Saya tanya ke Pak Zainal, apa melihat sendiri? Beliau jawab tidak, dan dia juga tidak terlalu yakin," katanya.

Hal ini yang membuat pihaknya belum dapat melakukan tindakan tegas kepada dua honorer tersebut, ataupun tindakan hukum lainnya.

"Mereka berdua tidak mau mengaku, kalau mereka mengaku tentu kami juga bisa mengambil tindakan tegas, bisa langsung kami pecat," jelasnya.

Sementara ini kedua honorer itu masih diskorsing, keduanya bertugas sebagai pramusaji. Dengan kejadian ini, Nuryanto mengaku prihatin sekaligus malu karena kasus ini mencoreng nama baik DPRD Batam.

"Kami itu punya kode etik, kami juga punya tata tertib, tidak sembarangan," katanya.

Skandal ini terkuak karena Zainal Abidin merasa ada yang tidak beres dalam ruang pribadinya. Kondisi tempat tidur sudah berserakan dan juga ada handuk bekas pakai.

Anggota DPRD Kabupaten Kampar itu memang sengaja ditinggal di ruangannya karena bertepatan ada sidang paripurna. Diduga aksi mesum itu terjadi saat Zainal tengah menghadiri rapat. "Sampai isu ini dapat dibuktikan, kedua honorer itu masih kami skorsing," dia menandaskan.

 

Baca berita menarik lainnya dari Batamnews.co.id di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini: