Sukses

Sepekan Gempa Lombok, Jalur Pendakian ke Gunung Rinjani Masih Ditutup

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan kawasan Gunung Rinjani masih rawan untuk didaki karena terdapat potensi longsoran di jalur pendakian akibat gempa beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan kawasan Gunung Rinjani masih rawan untuk didaki karena terdapat potensi longsoran di jalur pendakian akibat gempa beberapa waktu lalu.

"Sekarang ini level II (waspada), ada batasannya untuk tidak mendaki sampai Kawah Barujari. Tapi dalam kondisi sekarang ini di atas banyak rekahan terjadi itu berpotensi untuk longsor," kata Kepala PVMBG Kasbani di Bandung, Senin (13/8/2018).

Kasbani mengungkapkan, meski gempa bumi dengan skala cukup besar tidak terjadi, masih terdapat sejumlah gempa susulan yang wajib diwaspadai.

"Apalagi ditambah sekarang ada getaran dari gempa susulan yang bisa memicu longsor," dia menerangkan.

Seperti diketahui, wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengalami rentetan gempa bumi. Pertama, pada 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR). Diikuti gempa pada 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 7 SR. Kemudian, gempa berkekuatan 6,2 SR pada 9 Agustus 2018.

Kasbani mengungkapkan, hingga saat ini belum ada peningkatan aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 3.726 (mdpl) itu akibat gempa Lombok. Sebelum adanya gempa Lombok, status Gunung Rinjani tetap berada di level Waspada.

"Gunung Rinjani sampai sekarang tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik," kata dia.

Aktivitas pendakian Gunung Rinjani menurut dia baru bisa dilkukan setelah adanya hasil evaluasi dari pihak terkait. "Tentunya kita lakukan evaluasi dulu sampai diperbolehkan. Apalagi kalau terjadi hujan, itu bisa sangat berbahaya untuk didaki," jelasnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut ini: