Sukses

Sanggar Lopo Gaharu Bukan Hanya Tempat Latihan Menari

Mencintai budaya mutlak dan pantas diperjuangkan karena lewat budaya kita dapat menanamkan karakter, mental positif dan leadership bagi generasi penerus. Untuk itulah Sanggar Lopo Gaharu berdiri.

Liputan6.com, Kupang - Mencintai budaya mutlak dan pantas diperjuangkan karena lewat budaya kita dapat menanamkan karakter, mental positif dan leadership bagi generasi penerus. 

Itulah prinsip yang dikedepankan beberapa anak muda yang tergabung dalam komunitas budaya Sanggar Lopo Gaharu.

Sanggar Lopo Gaharu, berdiri sejak 4 September 2010 silam yang dipelopori oleh Erni Handayani seorang Guru SMA Negeri 1 Kupang dengan dukungan Drs. Floribertus Fono, seorang Maestro Tari dan Budayawan NTT asal Manggarai yang menetap di Yogyakarta. 

"Awalnya, sanggar ini hanya beranggotakan 11 orang. Mereka tetap konsisten dan berkomitmen hingga saat ini," ujar pengurus Sanggar Lopo Gaharu, Ryan R Wake kepada Liputan6.com, Senin (13/8/2018).

Ketua Sanggar Lopo Gaharu, Siti Samikna M Usman menuturkan, sebelumnya anggota Sanggar Lopo Gaharu berasal dari Taman Budaya, berbekal bakat dan minat terus berkarya, terbentuklah wadah untuk  berkreasi dalam mencintai budaya NTT. 

"Saya melihat anak-anak punya potensi, saya ajak untuk membentuk sanggar," ujar Siti. 

Meski sering menampilkan tarian budaya lain, namun menurut Siti, Sanggar Lopo Gaharu lebih menonjolkan budaya NTT.

"Impian kami dapat makin dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara dengan karya karya Sanggar Lopo Gaharu dan makin banyak anak-anak muda yang mencintai budaya NTT," katanya. 

2 dari 2 halaman

Regenerasi Budaya

Mengenai regenerasi sanggar, dijalankan melalui proses perekrutan saat tahun ajaran baru bagi siswa siswi SMA. Pola regenerasi dan perekrutan tersebut yang menjadikan Sanggar Lopo Gaharu tetap eksis hingga saat ini.

"Kami selalu mengikuti perkembangan jaman, kami ingin anak-anak muda NTT bisa seperti anak muda di Bali dan Jawa. Selalu berkreasi dengan mengubah kemasan tarian dengan tetap kedepankan unsur tarian asli daerah," imbuh Ryan. 

Prestasi Sanggar Lopo Gaharu yang pernah diraih yakni mengikuti Konser Kompilasi September 2017 yang melibatkan 100 talent, mewakili NTT dalam Pentas Seni yang digelar oleh Pemerintah Berau di Kalimantan. 

Menurut Siti, Sanggar Lopo Gaharu dilandasi dengan pendekatan keluarga. Anak-anak sanggar diperlakukan seperti saudara dengan mengajarkan etika dan disiplin.

"Anak-anak datang ke sini bukan hanya sekedar menari, namun mental, etika dan karakter mereka kami tuntun dan bina," ungkap Siti.