Sukses

Transformasi Sampah Plastik ke Robot Transformer

Siswa menyulap sampah plastik, seperti botol bekas, ember, galon menjadi karya seni instalasi.

Liputan6.com, Banyumas - Sampah anorganik, termasuk sampah plastik, selalu menjadi masalah. Berbagai cara dilakukan untuk memanfaatkan limbah plastik yang nasibnya kerap berakhir di tempat sampah.

Ini pula yang dilakukan oleh siswa Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Banyumas, Jawa Tengah. Mereka menyulap botol bekas, ember, galon, dan kardus menjadi karya seni instalasi. Beberapa di antaranya berbentuk semacam Prototype rancang bangun berteknologi tinggi.

Karya seni kriya ini lantas dipamerkan di ajang Smecon Art Festival 3.0 di halaman sekolah, mulai Kamis, 16 Agustus 2018. Dalam pameran ini, secara berkelompok, siswa juga mempraktekkan perakitan sampah plastik menjadi karya seni nan unik.

Pada tema "Roboto Go Green" misalnya, limbah botol minuman kemasan dibentuk menjadi robot. Dari bentuk dan warnanya, satu sosok skilas lalu mirip tokoh dalam film Transformer, Ironhead. Lainnya, mirip dengan tokoh lainnya, Bumblebee.

Tema robot ini bukan tanpa maksud. Sesuai temanya, "Roboto Go Green" mengajak pengunjung untuk belajar melestarikan alam, meski teknologi makin berkembang di tiap sektor kehidupan.

Tema lainnya, adalah sebentuk seni instalasi dengan narasi bertajuk "Aliran Ilmu". Ember berwarna merah mengalirkan air berwarna biru yang terbuat dari bermacam sampah plastik yang diwarnai.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah :

2 dari 2 halaman

Mengelola Sampah, Melestarikan Alam

Biru melambangkan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Adapun ember adalah perlambang siswa yang memperoleh limpahan llmu dan menjadi harapan bangsa di masa depan.

Guru Seni Budaya SMK Negeri 1 Purwokerto, Bogi Pranata mengatakan ada 9 karya instalasi siswa yang dipajang di Smecon Art Festival. Karya itu disajikan secara panel berurutan agar pengunjung lebih mudah menikmatinya.

Karya-karya seni instalasi tersebut, semuanya menggunakan bahan yang sama, yakni sampah. Bahan-bahan tersebut menunjukkan betapa jumlah sampah semakin tak terkendali. Jika tak dikelola dengan baik, sampah bakal menjadi masalah ekologi dan sosial.

"Seni instalasi, kita tahu berarti memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu," Bogi menjelaskan, Kamis, 16 Agustus 2018.

Dia menjelaskan, dalam seni instalasi, biasanya seniman mengangkat persoalan-persoalan sosial atau politik dalam konsep seni instalasi. Pun dengan instalasi yang dibuat para siswa yang mengambarkan interpretasi mereka atas realitas sekelilingnya.

Beragam bentuk karya seni ini diharap dapat menggugah kesadaran siswa untuk mengelola sampah dan memantik kreatifitas dalam berkesenian. Lewat seni instalasi ini SMK Negeri 1 Banyumas hendak menyampaikan bahwa sampah bisa dikelola menjadi karya seni.

Menurut Bogi, seni instalasi yang dibuat oleh siswanya ini tergolong berskala besar, dengan dimensi 1,6 meter x 1 meter x 1 meter. Pengerjaan dilakukan secara berkelompok antara 10-11 siswa.

"Pameran ini rencanya akan diadakan setiap satu tahun sekali bersamaan pentas seni Smecon Art Festival. Harapannya anak-anak bisa terus mengembangkan karya dengan media yang sangat beragam ke depannya," dia menerangkan.