Liputan6.com, Bandung - Ada yang berbeda di Gang Citra di Kelurahan Cicendo, Kota Bandung. Mulai 17 Agustus 2018, di gang itu dipajang banyak lukisan profil manusia. Salah satunya sketsa wajah Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Di depan gang, sebuah pengumuman dipasang bahwa di gang itu sedang berlangsung pameran seni rupa oleh seniman Gerbong, Jitno Slamet. Mengangkat tema "Indonesia Rakyat", melibatkan 41 karya perupa yang biasa berkelana di kolong jembatan Jakarta. Karena tak berada di ruang pamer mainstream yang tertutup, pameran ini sukses menyita perhatian.
Karya-karya lukis ini dipajang di tembok bercat putih. Jitno secara sadar memilih tema sosial dan kerakyatan. Lebih detail lagi menghadirkan peristiwa penindasan di atas kanvas karyanya.
Advertisement
Baca Juga
Jitno mengungkapkan, pameran di gang ini memang sengaja menggunakan ruang terbuka yang nyaris terlupakan sebagai galeri yang gratis diakses oleh masyakarat maupun pengunjung. Tujuannya, kata dia, bahwa seni bisa dinikmati oleh semua orang.
"Dari dulu saya punya pemikiran bahwa mindset tentang galeri mesti diubah. Salah satunya saya mesti membuat galeri yang menemukan rakyat dari kelas manapun sehingga tidak ada lagi sekat antara kesenian dan rakyat," kata Jitno kepada Liputan6.com, Minggu 19 Agustus 2018.Â
Sambil mewujudkan keinginannya menghadirkan seni rupa yang menyasar masyarakat, di luar dugaanya ternyata Jitno menemukan banyak pengalaman baru.
"Ini bagian dari mengedukasi masyarakat untuk memahami kerja-kerja seni rupa," ujarnya.
Pameran "Indonesia Rakyat" sendiri berisi cerminan rakyat dalam berbagai perspektif. Jitno yang sehari-harinya bertemu masyarakat dengan berbagai aktivitasnya menemukan persoalan-persoalan nyata semisal keinginan untuk tinggal di apartemen.
Sebuah lukisan berjudul "Apartemen Kita" menggambarkan sepasang suami istri yang menggapai mimpi tinggal di sebuah apartemen menjulang. Lukisan lainnya berjudul "Indonesia Rakyat", Jitno menampilkan rupa-rupa wajah dengan latar merah putih. Lalu ada juga lukisan bertajuk "Affandi Kita" yang membawa ingatan pada sosok Affandi Koesoema, maestro lukis Indonesia.
Dadang (43), salah seorang penjual es berkata, dirinya tak memahami karya seni rupa. Namun menurutnya karya lukis yang dipajang di gang kota Bandung itu sangat menarik.
"Kalau paham mah enggak. Tapi bagus-bagus," ujarnya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video pilihan berikut ini:
24 Jam Dipamerkan
Dalam beberapa hari berpameran, Jitno acap kali berinteraksi dengan masyarakat yang bukan penggemar seni. Tentu beragam pendapat mengalir saat mengomentari pesan yang disampaikannya.
"Ini adalah cara berkomunikasi saya dengan warga melalui cara yang menarik. Sambutan warga sejauh ini positif," tutur pria paruh baya berusia 64 tahun ini.
Jitno merasakan hal yang paling penting dari pameran di gang yang diselenggarakannya, adalah mendapatkan kepuasan batin yang tidak bisa didapatkannya di ruang galeri.
"Saya ini biasa melukis di mana saja. Bisa nongkrong di bawah jembatan seharian, bisa di pasar, di mana saja. Lalu saya ingin masyarakat itu merespons apa yang telah saya buat selama ini," ujarnya.
Selama ini dirinya menganggap masyarakat tidak peduli dengan seni rupa, karena keterbatasan pemahaman yang rendah tentang nilai seni. Akan tetapi di luar dugaannya masyarakat memiliki apresiasi tinggi.
Karena itu Jitno menghadirkan pamerannya selama 24 jam penuh. Ia membiarkan karya lukisnya dinikmati masyarakat dengan kondisi seperti apapun.
"Saya biarkan saja, tidak ada batas waktu pamerannya sampai kapan," ucapnya.
Advertisement
Bisa Buat Karikatur Secara Langsung
Selain pameran lukisan, acara pameran seniman Gerbong ini juga bertambah menarik dengan hadirnya karikatur Gino Suparno.
Gino, yang biasa membuat karikatur di kawasan Car Free Day Dago rupanya tengah asyik membuat karikatur. Salah seorang pengunjung cukup dengan duduk di atas kursi, lalu ia mengarsir dengan menggunakan pensil di atas kertas gambar.
"Ya ini mendadak saja kebetulan saya sedang main di sini," kata Gino.
Selain Gino, Jitno pun bersedia membutkan karikatur kepada pengunjung.
"Sini saya buatkan, anda tinggal duduk saja," kata Jitno.
Hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit, karya karikatur Jitno pun selesai. Hasilnya, cukup bagus dan pantas untuk dipajang di kamar.