Rembang - Dunia pendidikan di Kabupaten Rembang, Sabtu, 18 Agustus 2018, geger karena seorang siswa kelas XI SMAN 1 Sulang yang melahirkan di toilet sekolah. Celakanya, siswa tersebut, Melati (samaran) malah membunuh bayi laki-laki yang dilahirkannya.
Kasat Reskrim Polres Rembang, AKP Kurniawan Daeli menyebutkan berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat bekas penganiayaan hebat pada beberapa bagian tubuh bayi tersebut.
"Ada luka tusukan di leher kiri hingga mengenai syaraf halus. Bagian mulut juga robek diduga kuat karena dibekap oleh ibunya. Ada juga luka lebam pada dahi serta punggung bagian bawah," kata Kasat Reskrim, dilansir suaramerdeka.com, Minggu, 19 Agustus 2018.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kasat Reskrim Polres Rembang, peristiwa diawali saat Melati mengeluh sakit perut. Ia lalu diantar rekannya ke UKS. Selang beberapa lama, Melati sempat ke ruang kelas, tapi kembali minta diantar ke UKS.Â
"Saat menuju UKS, ia justru berjalan ke arah toilet dan mengaku sedang menstruasi," kata Kasat Reskrim.
Melati lalu minta dibelikan pembalut. Ia juga minta diambilkan gunting dan kantong plastik berwarna hitam.
Merasa curiga, ada pelajar berinisiatif mengintip dari kamar mandi lain di sebelahnya. Saat diintip ternyata Melati sedang berjongkok sambil membersihkan darah. Melati sedang melahirkan di toilet sekolah.
Teman-teman Melati yang mengintip itu melapor kepada guru. Guru meminta agar pintu kamar mandi dibuka. Didapati Melati sudah lemas sambil membawa tas berwarna gelap. Ia dibawa ke Puskesmas Sulang untuk diperiksa dan dirawat.
Ketika Melati diperiksa, dua guru perempuan mengecek tas. Mereka kaget karena ternyata berisi bayi laki–laki sudah meninggal dunia. Saat itu, Melati juga kejang-kejang. Mereka berdua, ibu dan bayinya itu langsung dilarikan ke rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang.
"Kondisi kesehatannya memburuk setelah melahirkan di toilet sekolah, selanjutnya dirawat dan jenasah bayinya diautopsi sebelum dimakamkan," kata Kasat Reskrim.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Ikuti berita menarik lainnya dari suaramerdeka.com di tautan berikut ini.
Lembaga Konseling Tak Berfungsi
Dalam kasus Melati ini, ada indikasi peran kontrol sekolah, keluarga dan masyarakat tak berjalan sebagaimana mestinya. Akhirnya perilaku kenakalan berbuah kehamilan sama sekali tidak mampu dicegah.
Menurut Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos dan PPKB) Kabupaten Rembang, Sri Wahyuni, kontrol pergaulan remaja merupakan tanggungjawab bersama. Kasus pada Melati, tidak bisa serta-merta pihak sekolah yang harus disudutkan.
"Pusat informasi dan konseling di masing-masing sekolah harus difungsikan. Kasus ini lampu kuning bagi Rembang, ini tanggungjawab bersama. Nanti akan ada evaluasi bagaimana peran sekolah lebih diefektifkan dalam pendidikan model teman sebaya," kata Wahyuni.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Rembang, Mardi mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk terlibat dalam skema kontrol pelajar di tingkat SMA sederajat. Sebab, sejak beberapa tahun terakhir kewenangan lembaga tersebut dipegang oleh provinsi.
Simak video menarik di bawah ini :
Advertisement