Sukses

Mengenal Sosok di Balik Kesuksesan Taufik Hidayat dan Anthony Ginting

Sentuhan tangan peraih 4 gelar Thomas Cup ini pun diakui bukan hanya oleh masyarakat Bandung dan Jawa Barat, tapi juga para pencinta bulu tangkis di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Bandung - Nama Anthony Sinisuka Ginting mulai akrab di telinga masyarakat pada Agustus ini. Anthony saat ini menuai perhatian karena penampilannya yang mengilap di ajang Asian Games 2018. Terutama, ketika dia jatuh bangun menahan sakit kakinya ketika melawan pemain tunggal putra Tiongkok, Shi Yuqi.

Pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 20 Oktober 1996 ini memulai kariernya sebagai pemain bulu tangkis berprestasi sejak duduk di bangku sekolah dasar dan pernah memenangkan kompetisi Milo School Competition kategori tunggal putra di tahun 2008. Pada 2012, pemuda Batak Karo ini kembali meraih juara pada kompetisi yang sama di kategori tunggal putra SMP.

Sejak 2013, Ginting mulai berprestasi di beberapa kompetisi bulu tangkis senior. Segudang prestasi telah diraihnya antara lain pernah menjuarai Badminton Asia Team Championship 2016, juara Korea Open, dan juara Daihatsu Indonesia Master 2018.

Namun, di balik prestasi Anthony Ginting, ada sosok bertangan dingin yang menempa anak keempat pasangan Edison Ginting dan Lucia Sriati tersebut. Adalah Iie Sumirat, pelatih bulu tangkis paling disegani di Indonesia yang pernah melatih Anthony semasa junior.

Sentuhan tangan peraih empat gelar Thomas Cup ini pun diakui bukan hanya oleh masyarakat Bandung dan Jawa Barat, tapi juga para pencinta bulu tangkis di seluruh Indonesia. Di bawah naungan Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN Iie Sumirat, sudah banyak alumnus yang menorehkan prestasi.

Nama-nama seperti peraih emas Olimpiade Athena 2004 dan juara dunia 2005 di Anaheim, Taufik Hidayat, juara dunia 2001 di Sevilla bersama Tony Gunawan, Halim Haryanto, dan peraih perunggu Olimpiade 2004 Flandy Limpele adalah sederet nama yang pernah dibesarkan Iie.

Kini, SGS PLN di bawah asuhan Iie terus menjaga tradisi melahirkan pemain muda ke pelatnas. Tak terkecuali Anthony Ginting.

"Iya, Ginting itu dilatih waktu sama Pak Iie waktu usia remaja. Semenjak dari usia remaja sampai sebelum masuk pelatnas dilatih khusus sama Pak Iie," kata Iie di Bandung, Minggu, 26 Agustus 2018.

Iie mengenang ketika Anthony berusia 14 tahun. Anthony kerap diantarkan orangtuanya berlatih ke SGS PLN di Jalan Soekarno Hatta No 52, Bandung.

"Kalau enggak diantar papanya ya diantar mamanya," ucap Iie.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sebanding dengan Taufik Hidayat

Dari usia remaja, tutur Iie, Anthony kerap datang seminggu dua kali. Bahkan, ia juga sering berlatih di SGS Soreang setiap hari.

"Kalau dilatih, Ginting tidak banyak mengeluh dan enggak banyak ngomong anaknya. Secapai apa pun juga dia tidak pernah mengeluh," ucapnya.

Iie melihat bakat Anthony sudah ada sejak kecil. Ia pun melihat potensi anak didiknya itu mirip dengan Taufik Hidayat.

"Pergelangan tangan dan tekniknya bagus. Dengan pergelangan tangannya itu memang menyulitkan lawan, seperti Taufik juga punya pergelangan tangan yang berbeda dari yang lain," ujarnya.

Menurut Iie, Anthony tidak hanya berlatih saat jadwal latihan tetap selama tiga jam. Setiap harinya, ia juga menambah waktu latihan di kawasan Lodaya. "Dia punya teknik pukulan dan pergerakan kaki yang sangat bagus juga," ucapnya.

Sejak memasuki bangku SMA kelas 1, Anthony sudah masuk ke pelatnas. Dirinya juga berpesan agar Anthony tidak cepat puas menjalani karier di dunia bulu tangkis.

"Pak Iie kasih pesan fisik harus banyak latihan sendiri. Setahun lalu saya pesankan agar dia latihan fisik. Sendiri saja, jangan selalu dari pelatih saja," Iie menandaskan.