Sukses

Perburuan Rasa Bahagia Warga Desa Rawan Bencana Kekeringan

Tiap tahun dilanda bencana kekeringan, warga berinisiatif berburu sumber air di hutan milik Perhutani.

Liputan6.com, Grobogan - Bagi warga desa Jambangan Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah,bahagia itu sederhana. Desa yang selalu dilanda bencana kekeringan ini sangat terasa aura kebahagiannya ketika usahanya menemukan sumber air di tengah hutan.

Hutan itu adalah hutan jati milik perum Perhutani Gundih. Debit air cukup besar sehingga diharapkan bisa mengurangi dampak bencana kekeringan. Ditemukan di bawah bebatuan di sekitar tanaman jati.

Kepala desa Jambangan, Karyadi, menjelaskan bahwa pihaknya langsung mengadakan syukuran dan selamatan di areal tersebut.

"Bersyukur kepada Tuhan, akhirnya warga desa kini mulai lega dengan temuan sumber mata air ini. Semoga berkah dan bisa jadi sumber penghidupan di desa kami," kata Karyadi, Senin, 10 September 2018.

Sumber air itu bukan ditemukan tiba-tiba. Berawal dari kegelisahan Hadiyanto, seorang pemuda warga desa yang mencoba mencari sumber air di kawasan hutan. Desa Jambangan memang berlokasi di pinggir kawasan hutan BKPH Kuncen KPH Gundih.

Hadiyanto lalu menyampaikan ide itu ke Perhutani. Gayung bersambut, Perhutani mengijinkan. Maka, perburuan dimulai.

Hadiyanto bersama belasan warga dan petugas Perhutani mulai mencari sumber air di sekitar desa Jambangan. Angannya melambung, warga desanya lepas dari bencana kekeringan. Tapi, ternyata jauh dari ekspektasi, tak ada hasil apapun dalam usaha mereka.

Simak video menarik pilihan berikut :

 

2 dari 2 halaman

Buah Kesungguhan dan Keikhlasan

Frustasi dan putus asa?

Tidak. Tempaan alam membuat mental warga desa semakin tangguh. Mereka kemudian meminta tolong seseorang bernama Joyo dari Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Joyo dikenal sebagai pakar dalam mencari sumber air. Ia adalah seorang pawang.

"Berhari-hari pencarian dilakukan. Akhirnya ada petunjuk dari pawang kami agar warga mencoba menggali tanah bebatuan," kata Hadiyanto.

Meski tak dekat dengan desa, namun ini adalah lokasi terdekat. Tempaan alam dan harapan mendapat sumber air memperkuat keyakinan warga. Tanah digali.

"Hasil tak mengkhianati usaha. Digali sekitar 1 meter, sumber air terlihat. Makin digali makin besar. Hingga kedalaman 3 meter debit airnya tambah besar dan banyak," kata Karyadi, sang Kepala Desa.

Atas restu dan ijin dari Perhutani, maka areal itu dieksplorasi sebagai sumber air. Karya, Asisten perhutani Gundih BKPH Kuncen, menyebutkan sumber air baru ini berada pada petak 72 RPH Genengsari, BKPH Kuncen, KPH Gundih.

"Saat ini, proses penggalian sumber air masih berlangsung," kata Karya.

Petak ditemukannya sumber air ini sebelumnya memang sudah di tetapkan sebagai Kawasan Perlindungan Setempat (KPS ). Fungsi KPS salah satunya adalah perlindungan sumber air.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Gundih Sudaryana mengatakan, meski lahan berbukit banyak bebatuan namun dapat kemungkinan adanya sumber air memang cukup besar. Memang disekitar kawasan masih banyak terdapat pohon-pohon berukuran besar.

"Pepohonan besar inilah yang jadi pelindung sumber air di bawah tanah. Kami berharap pada warga agar ikut melestarikan sumber air dan hutan. Bukankah manfaatnya mulai dirasakan?" kata Sudaryono.