Sukses

Kisah Pilu Warga Perbatasan RI-Timor Leste yang Kakinya Terserang Penyakit Aneh

Di dalam gubuk beratap seng tergeletak tubuh tak berdaya Agustinus Lau, warga perbatasan RI-Timor Leste, yang kakinya terserang penyakit aneh.

Liputan6.com, Kupang- Gubuk kecil beratap seng berdinding pelepah lontar itu begitu asri jika dilihat dari kejauhan, karena banyak pepohonan hijau dibiarkan tumbuh. Namun siapa sangka, di dalam gubuk itu tergeletak tubuh tak berdaya Agustinus Lau (43), warga perbatasan RI-Timor Leste, tepatnya di Dusun Lole, Desa Alas Utara, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Agus terserang penyakit aneh. Penyakit itu dideritanya sejak dua bulan terakhir. Tragisnya, sejak pekan lalu, telapak kaki Agustinus terlepas dari tulang pergelangan kakinya. Kini, tulang pergelangan kakinya mulai muncul. Daging betisnya mulai susut. Terlepas sedikit demi sedikit, tulang kaki pun mulai kelihatan.

Agustinus menuturkan, pertengahan Mei 2018, ia merasa telapak kakinya seperti tertusuk duri. Sering waktu berjalan, kondisi kakinya mulai terserang gatal, penyakit aneh pun muncul.

Agus juga menceritakan, pernah suatu hari dirinya memotong kuku kaki, namun tanpa sadar seluruh kuku kakinya ikut tercerabut tanpa menimbulkan rasa sakit. Sejak saat itu, telapak kakinya mulai luka-luka. Warnanya pun berubah jadi hitam. Saat minggu keempat Agustus 2018, secara tidak sengaja, telapak kaki kiri Agus yang luka tersentuh kaki kanan, sadisnya sebagian isi telapak kaki langsung terlepas. Daging telapak kaki kiri itu kini dijemur di atas atap rumah, penyakit aneh telah melumpuhkan kakinya.

"Warnanya hitam pekat seperti arang," ujar Agus kepada Liputan6.com, Minggu (9/9/2018). 

 

2 dari 3 halaman

Upaya Penyembuhan

Meski terbaring lemah, Agus merindukan untuk kembali seperti dulu. Berbagai upaya penyembuhan pun dilakukan. Agus pernah mendatangi salah satu bidan di Boas, ibukota Kecamatan Malaka Timur. Hanya dengan sekali suntik, Agus langsung merasakan ada perubahan. Sebab, luka-luka kakinya tidak sakit. Dia juga bisa jalan normal seperti sedia kala. Namun, karena terkendala biaya Agus kini pasrah. 

"Makan saja sudah susah, apalagi untuk mengobati luka sebesar ini. Saya mau diamputasi saja tetapi tidak ada uang," katanya. 

Agus kini terlihat semakin kurus. Dia terbaring lemas di atas tempat tidur kayu tanpa bantal. 

Sehari sebelumnya, Agus sekeluarga mendapat kunjungan dari Kepala Desa (Kades) Alas Utara Martina Seuk, Sekretaris Desa Kota Biru Rikhardus Fahik dan Camat Kobalima Timur yang adalah juga Penjabat Kades Kota Biru Wens Leki.

Melihat kondisi Agus, Camat Kobalima Timur Wens Leki berjanji untuk membawa atau meminta petugas kesehatan datang memeriksa kesehatan Agus.

"Semoga petugas kesehatan itu segera didatangkan," imbuh  Agus. 

3 dari 3 halaman

Keluarga Miskin

Agus bersama keluarganya termasuk keluarga miskin di desanya. Agus kini hidup bersama istri-anak dan mama kandungnya Maria Kolo Atok. Dari perkawinannya dengan Maria Getrudis Boe, keduanya dikaruniai tiga orang anak, yakni Aurelia Mediana Lau (8), Kristofan Elias Lau (4) dan Juventus Ronaldo Lau (3 bulan).

Mereka menempati sebuah rumah berdinding papan dan pelepah. Letaknya di bibir jalan umum sabuk merah Perbatasan Timor. Tepatnya di Dusun Lole Desa Alas Utara Kecamatan Kobalima Timur. 

Semasa sehat, keseharian Agus adalah menjadi tukang sensor kayu keliling. Dari pekerjaan itu, penghasilan Agus hanya berupa jasa upah dengan hitungan kubik. Besarannya berkisar Rp 200-300 ribu per kubik.

“Kami di sini ada belasan mesin sensor. Tapi, yang aktif dan produktif hanya saya. Kalo orang perlu kayu, pasti datang di saya”, tegas Agus.

Dia berharap ada bantuan dari orang-orang baik agar bisa kembali bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Saya sebagai kepala keluarga, jika sakit begini hidup kami tambah susah, semoga ada yang mau membantu," ujar Agus. 

Bagi Anda yang peduli dan ingin berbagi dengan Agus dapat menghubungi keluarga: Rikhardus Fahik (SMS/WA: 082144921210).

 

Simak juga video pilihan berikut ini: