Sukses

Mentari Pagi dan Legenda Naga di Tepi Telaga Ngebel Ponorogo

Salah satu yang paling banyak diceritakan yaitu Telaga Ngebel Ponorogo muncul karena adanya sesosok pemuda bertapa di Gunung Wilis yang bernama Baru Klinting.

Ponorogo - Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan Bank Jatim membangun patung ular naga di pinggir Telaga Ngebel sebagai objek swafoto pengunjung.

Pantauan Solopos.com, patung ular naga itu memiliki panjang sekitar lima meter dengan warna kuning keemasan dan hitam. Patung ular naga ini langsung menghadap ke telaga dengan mulut mengeluarkan air.

Sesepuh Ngebel, Suryadi, mengatakan Pemkab Ponorogo dan Bank Jatim membangun tempat swafoto baru di kawasan wisata Telaga Ngebel berupa patung ular naga. Patung ular naga ini diresmikan seusai acara Larungan Telaga Ngebel, Selasa, 11 September 2018.

Pemilihan patung ular naga sebagai spot swafoto baru di Telaga Ngebel karena sosok ular naga merupakan legenda di telaga terbesar Ponorogo itu.

"Naga itu diberi nama Baru Klinting. Ini sosok yang menjadi cerita rakyat masyarakat Ngebel sehingga sudah sepantasnya ada patung naga ini," kata Suryadi kepada wartawan.

Dia menceritakan legenda atau cerita rakyat yang berkembang di Ngebel tentang keberadaan Telaga Ngebel cukup beragam. Namun, salah satu yang paling banyak diceritakan yaitu Telaga Ngebel muncul karena adanya sesosok pemuda bertapa di Gunung Wilis yang bernama Baru Klinting.

Pemuda yang merupakan putra raja itu bertapa di Gunung Wilis dalam bentuk ular naga yang ukurannya besar. Suatu ketika, warga desa di lereng Gunung Wilis hendak berpesta dengan berburu hewan di hutan.

Namun, hewan buruan tidak segera didapatkan. Salah seorang warga tanpa sengaja menancapkan belati ke akar pohon dan ternyata akar pohon itu merupakan ekor ular naga yang sedang bertapa.

 

Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.

 

2 dari 2 halaman

Asal Telaga Ngebel

Akhirnya, warga desa membawa daging ular tersebut untuk santapan pesta di desa. Baru Klinting yang semula ular berubah menjadi seorang anak.

"Saat pesta digelar, anak itu datang dan mau ikut berpesta serta meminta makan. Tapi, warga desa justru mengusirnya," jelas dia.

Hanya ada satu orang yang membantu anak miskin yang tak lain adalah Baru Klinting itu. Orang itu seorang wanita tua bernama Nyai Latung. Wanita tua ini memberikan sebungkus nasi kepada Baru Klinting.

Singkat cerita, Baru Klinting menancapkan lidi dan meminta warga desa untuk mencabutnya. Namun, warga desa tidak ada yang mampu mencabut lidi tersebut. Hanya anak kumal itu yang mampu mencabut lidi.

Ajaibnya, saat lidi dicabut air keluar dengan deras dan menghanyutkan seluruh warga desa. Hanya Nyai Latung yang tidak tenggelam termakan air bah itu karena sebelumnya telah diminta Baru Klinting untuk naik perahu lesung. Desa yang ditenggelamkan itu menjadi Telaga Ngebel.

"Itu cerita yang mendasari untuk pembangunan patung naga di kawadan Telaga Ngebel," ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut ini: