Sukses

Undian Menarik, Menginap di Hotel Garut Berhadiah Sepeda Motor

Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemkab Garut, Jawa Barat bakal melakukan pengundian struk pembayaran pengunjung secara berkala dengan hadiah sepeda motor.

Liputan6.com, Garut - Bagi Anda yang telah berkunjung dan menginap di hotel Garut, Jawa Barat dalam waktu dekat, jangan buang struk pembayaran. Sebab mulai tahun ini, Pemda Garut melakukan pengundian berkala, dengan hadiah utama sepeda motor.

"Ada juga TV LED, dan hadiah menarik lainnya, ingat meskipun orangnya tidak hadir di sini, hadiahnya akan diantar, kan ada alamat KTP," ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, kepada seluruh pengunjung di sela-sela peluncuran Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) secara eletronik (e-SPTPD), Kamis (13/9/2018).

Untuk tahun ini, hadiah utama dua sepeda motor masing-masing diraih Agus Cahyadi, pengunjung hotel asal kota Bandung yang menginap di Hotel Danau Dariza, Juli lalu. Sementara satu motor lainnya diraih Jamjam Samsudin, asal Garut, yang menyantap makanan di salah satu restoran Garut.

"Bayangkan hanya makan di restoran dan membayar pajak buat PAD , dapat motor," ujar Bupati Rudy menegaskan di akhir sambutannya.

Menurut Rudy, dengan adanya gelaran ini maka dapat diketahui perkiraan pendapatan daerah dari pajak di sektor wisata sehingga diharapkan pendapatan daerah bisa meningkat.

Pasalnya, hingga saat ini, pendapatan Garut dari sektor pajak masih terbilang rendah dibanding potensi ekonomi yang berkembang saat ini. Untuk itu, lembaganya terus berupaya melakukan inovasi agar pendapatan asli daerah terus meningkat.

"Seperti saat ini ada SPTPD online, kemudian PBB online, dan tentu kita lakukan undian berhadiah seperti saat ini," ujarnya.

Dengan upaya itu, pemda Garut bisa memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk membayarkan kewajibannya. "Sekarang bayar pajak PBB (pajak bumi dan bangunan) bisa di Alfamart, gampang kan,” kata dia.

Lembaganya mencatat PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Garut tahun lalu mencapai Rp 44 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 34 triliun. Namun sayang, perolehan pajak dari sektor wisata, khususnya hotel dan restoran (Horeka) masih terbilang rendah.

"Kan tidak masuk akal, PDRB besar sekali, kok pajak yang masuk kecil sekali, ini jelas ada apa," ujar dia.

Ia mencontohkan potensi pajak horeka di kabupaten Garut bisa mencapai Rp 45 miliar per tahun, tetapi dalam praktiknya baru terealisasi di angka Rp 13 miliar. "Itu sampai kuartal kedua tahun ini ya, nanti kita lihat berapa sampai akhir tahun," ujarnya.

Beragam cara telah ditempuh, mulai pemasangan topping box yang berfungsi melakukan pencatatan transaksi di tiap objek hotel dan restoran, hingga imbauan kewajiban pajak lainnya. Namun, hingga kini, upaya itu belum membuahkan hasil.

"Bahkan, ada restoran terkenal di Garut pajaknya hanya Rp 6 juta setahun, kalah sama KFC yang bisa mencapai Rp 1 miliar," ujar Rudy menyindir.

2 dari 2 halaman

Peran PAD Buat Pembangunan Garut

Rudy mengakui, peran PAD sangat penting bagi pembangunan di Kabupaten Garut. Pendapatan itu, lanjut dia, dapat digunakan untuk membiayai sejumlah program mulai infrastruktur, kemudian peningkatan kualitas pelayanan publik dan lainnya.

"Tahun kemarin kami buat dua jalan baru, awalnya kami tidak punya duit, sekarang tinggal sedikit lagi yang belum dibayar, tapi jalannya sudah kita gunakan," papar dia.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Garut, Usep Basuki Eko menambahkan, untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan dari sektor pajak, lembaganya terus berupaya memberikan banyak kemudahan dan fleksibilitas bagi wajib pajak. "Salah satunya dengan SPTPD online ini," kata dia.

Ada tiga gawean yang diluncurkan hari ini, selain pengenalan SPTPD online atau pembayaran pajak secara daring, kedua, pembayaran PBB secara online melalui kerjasama dengan minimarket yang ada di Garut. "Jadi nanti meskipun wajib pajaknya di luar kota, bisa bayar PBB di Alfamart," kata dia.

Basuki mengakui, meskipun terbilang rendah, tetapi raihan pendapatan pajak daerah terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. "Tahun 2016 sebesar Rp 84 miliar, kemudian tahun lalu naik menjadi Rp 110 miliar, tahun ini kita ditargetkan di angka Rp 132 miliar," ujarnya.

Tercatat hingga Agustus lalu, Basuki mengklaim kinerja lembaganya telah meraih 60 persen pendapatan pajak dari target yang dipatok pemerintah tersebut. "Sumber (pajak) paling besar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), jalan dan horeka," papar dia.