Liputan6.com, Purwokerto - Pembangunan Bandara JB Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, direncanakan selesai pada 2019. Sebelum beroperasi, pemerintah hendak memastikan kemudahan akses menuju bandara yang sebelumnya adalah lapangan udara atau Lanud Jatisaba ini.
Kemudahan akses ini penting mengingat Bandara JB Soedirman ditopang oleh kota lain di sekitarnya. Di antaranya adalah Purwokerto, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, hingga Pemalang.
Purwokerto adalah salah satu kota terpenting di Jawa Tengah bagian selatan. Kota ini dikenal sebagai kota wisata dan bisnis. Sejumlah perguruan tinggi di kota ini juga membuat Purwokerto beranjak jadi kota pelajar.
Advertisement
Bisnis, wisata, dan pendidikan memastikan tiap bulan dan tahun Purwokerto dikunjungi ratusan orang dari berbagai belahan nusantara. Kebutuhan alat transportasi yang aman, cepat, dan mudah tak lagi bisa ditawar.
Untuk itu, menjelang beroperasinya Bandara JB Soedirman, pemerintah berencana menambah jalur Bus Rapid Transit (BRT) koridor 1 Trans Jateng. Penambahan rute ini dilakukan untuk mempermudah jalur transportasi langsung dari Purwokerto ke bandara dan sebaliknya.
Baca Juga
Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Purbalingga, Imam Wahyudi mengatakan, penambahan rute direncanakan dari Bukateja ke Bandara melewati jalan raya Desa Tidu yang telah dilebarkan. Penambahan rute ini mesti dilakukan sebelum bandara JB Soedirman beroperasi secara komersial.
Akhir 2018 pembangunan Bandara Jenderal Soedirman sebagai bandara komersil akan dimulai. Dia pun optimis sesuai jadwal PT Angkasa Pura, pada akhir tahun 2019 bandara akan selesai dan operasional.
Dia menerangkan, Agustus lalu Pemkab Purbalingga bersama PT Angkasa Pura II telah melakukan serangkaian uji pengukuran, seperti kekerasan tanah, pengukuran arah angin, dan kecepatannya, kemudian kelayakan pendaratan.
"Kemudian untuk pengukuran arah landing dan take off searah atau dua arah, dan di bandara Jenderal Soedirman bisa dilakukan dua arah," katanya, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Pembangunan bandara JB Soedirman ini diyakini bakal berdampak pada meningkatnya geliat perekonomian. Tak hanya di Purbalingga, pembangunan bandara juga berdampak untuk kabupaten-kabupaten tetangga, terutama yang paling signifikan adalah Purwokerto.
Bandara JB Soedirman dan Kota Penopang
Hal ini berdasar hasil kajian tim Lembaga Antarikasa dan Penerbangan ITB dengan Locus Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang, dan sebagian selatan Tegal. Bandara ini nantinya mampu melayani pesawat ATR-72.
"Finalisasi Rencana Induk Pembangunan (RIP) dengan master palan sudah, dan insyaallah Bulan September sudah clear penetapan dari Menteri Perhubungan," dia menerangkan.
Plt. Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi berharap pembangunan Bandara Jenderal Soedirman bisa menjadi sumbu yang memicu perekonomian di Purbalingga, terutama sektor pariwisata. Purbalingga mesti berbenah untuk menjadi destinasi wisata nasional, bahkan dunia.
"Masyarakat Purbalingga bukan hanya menjadi penonton saja namun bisa mendapatkan manfaatnya. Pengelolaan potensi-potensi yang ada menjadi support dan dukungan dalam mengembangkan Purbalingga sebagai tujuan wisata baik dalam negeri maupun luar negeri," ucap Tiwi.
Sesuai rencana, Sabtu, 15 September 2018, Tim Audit Dewan Komisaris PT Angkasa Pura, Muhammad Romly dan salah satu Direksi PT Angkasa Pura II, Dedy melakukan studi kelayakan di JB Soedirman.
Romly menerangkan kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kelayakan pembangunan bandara, terutama dari sisi usaha BUMN. Salah satunya untuk mengetahui sejauh mana kesungguhan dan dukungan Pemkab Purbalingga terhadap pembangunan bandara.
Studi tersebut juga dilakukan untuk mematangkan kesiapan Bandara JB Soedirman menjadi bandara komersial di tahun 2019.
"Sehingga setelah bandara dibangun benar-benar berfungsi dengan baik dan layak secara bisnis," ujar Romly.
Kepala Dinas Perhubungan, Imam Wahyudi mengatakan Pemkab Purbalingga mendukung penuh pembangunan Bandara JB Soedirman ini. Beberapa yang telah dilakukan di antaranya pengadaan tanah untuk penambahan landasan pacu bandara dan membuat jalan baru menuju bandara di desa Tidu, Bukateja untuk jalur BRT Trans Jateng.
"Kita telah melakukan studi banding di Banyuwangi terkait dengan pemanfaatan bandara sebagai sarana peningkatan pariwisata, hasilnya bisa kita tiru dan diterapkan di Purbalingga," Imam menambahkan.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement