Sukses

Uniknya Gulat Okol, Seni Bertarung Warga Surabaya

Gulat okol hingga saat ini tetap dilestarikan. Desa Dukuh Bungkal, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, merupakan salah satu desa yang masih melestarikan kebudayaan ini.

Surabaya - Sekilas, olahraga tradisional ini mungkin mirip dengan Sumo, olahraga tradisonal Jepang yang sudah mendunia. Namun, olahraga itu yang bernama gulat okol itu memiliki keunikan tersendiri. Gulat ini dimainkan di atas sebuah ring yang sudah dipenuhi dengan tumpukan jerami.

Pantauan Suarasurabaya.net, para peserta pun harus memakai ikat kepala dan ikat pinggang serta bertelanjang dada. Ikat pinggang ini digunakan sebagai pegangan untuk menjatuhkan lawan dalam pertandingan. Jadi, para peserta tidak bersentuhan langsung dengan tubuh lawan.

Gulat okol hingga saat ini tetap dilestarikan. Desa Dukuh Bungkal, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, merupakan salah satu desa yang masih melestarikan kebudayaan ini.

Mereka selalu rutin menggelar perlombaan gulat okol tiap tahun bersamaan dengan Sedekah Bumi di Desa mereka. Mamudi Wakil Ketua Panitia Sedekah Bumi mengatakan, acara ini diadakan sebagai bagian menjaga tradisi dan hiburan.

"Sudah ada sejak dulu. Sejak bertahun-tahun yang lalu, warisan nenek moyang. Sebelum listrik masuk desa sini, sudah ada," kata Mamudi.

Keunikan lain dari olahraga ini adalah iringan musik tradisonal gamelan yang makin menambah semarak perlombaan.

Dalam acara Sedekah Bumi yang diadakan Desa Dukuh Bungkal pada Minggu, 16 September 2018, puluhan warga memadati ring yang menjadi arena tarung para jawara gulat okol. Sesekali para penonton bertepuk tangan dan bersorak ketika jagoan mereka berhasil mengalahkan lawannya.

Vikar warga Dukuh Bungkal yang juga salah seorang peserta gulat okol, menyebut, ia senang bisa mengikuti olahraga tradisional ini. "Tiap tahun ikut. Alhamdullilah tahun ini menang. Biasanya draw," katanya.

 

Baca berita menarik lainnya dari Suarasurabaya.net di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini: