Liputan6.com, Subang - Kondisi bangunan di SD Negeri Bungurjaya 1 Desa Sukahaji, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, rusak. Para wali murid kemudian terdorong berbuat sesuatu dengan menggalang dana lewat Gerakan Sehari Goceng.
Kondisi sekolah tempat anak-anak mereka belajar memang memprihatinkan. Selain genting dan plafon yang bolong, kayu penyangga juga banyak yang keropos.
"Gerakan wali murid patungan goceng merupakan inisiatif kami karena pihak pemerintah daerah tidak peduli terhadap dunia pendidikan sekolah tersebut kondisinya rusak," kata Tati Hendrawati, inisiator Gerakan Sehari Goceng, Senin, 10 September 2018.
Advertisement
Dia menjelaskan gerakan itu tidak hanya bisa diikuti oleh wali murid, tetapi juga masyarakat biasa. Mereka bisa ikut patungan untuk memperbaiki atap bangunan yang sudah hancur dimakan usia.
"Gerakan ini sifatnya sukarela. Dana yang sudah terkumpul akan dibelikan material untuk untuk memperbaiki sarana sekolah yang rusak,"katanya.
Baca Juga
Kepala SDN Bungurjaya Subang, Trisno mengatakan 106 siswa saat ini belajar di tengah ketidaknyamanan. Kondisi makin menakutkan mereka saat musim hujan karena atap sekolah sudah banyak yang bocor dan plafon hancur.
Konsentrasi siswa pun buyar. Dampaknya, beberapa siswa mengalami penurunan nilai ulangan.
"Diakui siswa belajar tidak nyaman. Belum lagi kalau hujan, lantai dingin sehingga konsentrasi pecah," kata Trisno.
Trisno menyebut sudah lebih lima tahun kondisi atap sekolah rusak. Itu berarti sepanjang ia menjabat sebagai kepala sekolah. Selama itu, ia mengaku sudah berulangkali mengajukan permintaan bantuan rehabilitasi, termasuk tambahan meja dan kursi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Subang, tapi tak ada jawaban pasti.
Maka itu, ia menyambut baik Gerakan Sehari Goceng. Ia menyatakan gerakan itu murni tanpa campur tangan sekolah.
"Sebagai kepala sekolah, saya mengapresiasi gerakan yang dilakukan wali murid," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: