Sukses

Demo HMI di Malang, dari Lompat Pagar DPRD sampai Blokade Jalan

Massa HMI di Malang menggelar aksi yang sempat merepotkan aparat kepolisian sebagai bentuk solidaritas atas perlakuan yang diterima rekan-rekannya di Bengkulu.

Liputan6.com, Malang - Ratusan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI berunjuk rasa di gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur. Segala cara dilakukan para mahasiswa itu agar bisa masuk ke dalam gedung wakil rakyat tersebut.

Massa HMI Cabang Malang tiba pada pukul 15.00 WIB dan langsung aksi bakar di jalanan. Mereka memaksa masuk gedung DPRD dengan berusaha membuka paksa pagar yang dijaga ketat kepolisian. Aksi saling dorong sempat terjadi, beruntung tak sampai ricuh.

Ketua HMI Cabang Malang, Sutriyadi mengatakan, aksi ini sebagai solidaritas terhadap kawan-kawan mereka di Bengkulu yang mendapat perlakuan represif dari kepolisian.

"Peristiwa di Bengkulu itu telah menciderai nilai demokrasi di Indonesia. Jangan gunakan aparat untuk kepentingan kekuasaan, kata Sutriyadi di Malang, Jumat, 21 September 2018.

Gagal masuk melalui pagar, massa beralih memblokade Jalan Tugu. Polisi harus mengalihkan jalur lalu lintas agar tak menimbulkan kemacetan. Belum puas, massa HMI lagi-lagi kembali mencoba masuk gedung dewan.

Mereka menaiki pagar gedung itu untuk masuk ke dalam. Polisi sempat menghalangi upaya mereka masuk dengan cara menaiki pagar tembok setinggi hampir 3 meter itu. Tapi kemudian mereka dibiarkan masuk menguasai pelataran gedung DPRD.

Massa ingin bertemu dengan seluruh perwakilan delapan fraksi di DPRD Kota Malang. Semula, hanya ada perwakilan Fraksi PAN yang sudah sejak awal berniat menemui massa aksi itu. Massa HMI menunggu hingga seluruh perwakilan fraksi menemui mereka.

Para mahasiswa itu kemudian hanya ditemui oleh anggota DPRD Kota Malang dari Fraksi PAN, PKS dan Gerindra. "Kalau bisa, kami ingin ada perwakilan dari PDIP. Ini yang paling bertanggung jawab," kata salah seorang orator aksi.

Anggota DPRD Kota Malang dari fraksi PAN, Dito Arief menjawab keinginan itu dengan mengatakan mahasiswa bisa datang lagi pada Selasa, 25 September 2018. "Karena pada Senin, ada agenda pelantikan Wali Kota Malang terpilih. Lebih baik hari berikutnya," ujar Dito Arief.

Setelah puas berdiskusi dan menyampaikan aspirasinya, massa membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 17.00 WIB. Massa berjanji akan kembali lagi ke gedung DPRD Kota Malang hingga bisa bertemu dengan seluruh wakil rakyat.

Saksikan video pilihan berikut ini: