Sukses

Pesan yang Terkandung dari Mahakarya Patung Garuda Wisnu Kencana

Ada pesan yang terkandung dan patut dimaknai dalam dari patung GWK. Sang penggagas, I Nyoman Nuarta, menyebut pesannya itu untuk setiap manusia, khususnya masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Bali - Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya berdiri gagah di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali. Proses pembuatan patung yang menghabiskan waktu 28 tahun di atas tanah seluas 60 hektare itu seolah memiliki daya pikat tersendiri.

Selain diklaim mengalahkan patung Liberty, mahakarya itu juga diklaim tahan gempa oleh sang penggagas, I Nyoman Nuarta, bahkan gempa berukuran Magnitudo 8.

Pembuatan mahakarya itu sempat mandek saat krisis moneter tahun 1998. Mahakarya yang digagas sejak 1997 itu konon menghabiskan dana hingga USD 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun.

Garuda Wisnu Kencana merupakan wujud Dewa Wisnu, Dewa Pemelihara yang dalam agama Hindu digambarkan sedang mengendarai seekor burung Garuda. Ada pesan yang terkandung dan patut dimaknai dalam dari patung GWK.

I Nyoman Nuarta menyebut, pesannya itu untuk setiap manusia, khususnya masyarakat Indonesia, agar mempunyai misi memelihara dan penyelamatan lingkungan, bisa menjaga alam, serta kearifan lokal.

Presiden Jokowi telah meresmikan patung GWK pada Sabtu malam, 22 September 2018. Bagi Jokowi, patung ini bukan hanya membuat bangga rakyat Bali, tapi seluruh rakyat Indonesia.

Keberadaan GWK ini membuktikan Indonesia sebagai bangsa besar. Rakyat Indonesia tak hanya mewarisi karya sejarah masa lalu, tetapi juga mampu menciptakan mahakarya besar bagi generasi masa depan.

"Ini membuktikan di era kekinian bangsa kita bisa berkreasi untuk membangun peradaban yang dikagumi dan diakui dunia," ucap Presiden Jokowi.

Di balik kemegahan patung GWK, Jokowi menilai ada inspirasi yang dapat diambil. Hal itu tak lain lantaran proses pembangunannya yang memakan waktu selama 28 tahun.

Bagi dia, karya besar dimulai dari gagasan besar. "Karya besar dimulai dari gagasan besar. Karya besar dinilai dari keberanian untuk memiliki mimpi besar, melakukan lompatan besar," tuturnya.

Jokowi menilai patung GWK bukan hanya sekadar ikon budaya Bali dan pariwisata Indonesia belaka, lebih jauh daripada itu menjadi tapak sejarah bangsa Indonesia.

"Tapak sejarah bangsa itu lahir jika kita mampu menciptakan ide besar yang secara konsisten kita perjuangkan, kita ikhtiarkan. Seperti patung GWK ini yang akhirnya bisa terwujud setelah 28 tahun proses pembangunannya," papar Jokowi.

2 dari 2 halaman

Ratusan Seniman

I Nyoman Nuarta menambahkan, inti dari seluruh perhelatan ini juga untuk memberikan penghargaan kepada 120 seniman yang selama ini tekun, sabar, dan bekerja keras menyusun patung GWK dari hari ke hari.

"Sebagian besar dari mereka telah bekerja selama 28 tahun," kata Nyoman Nuarta di Bali seperti dilansir Antara.

Mereka setidaknya telah mengerjakan keping-keping tubuh patung yang jumlahnya mencapai 300 truk. Keping-keping patung di Badung kemudian dikirim dengan truk ke bengkel kerja di dekat patung GWK yang berlokasi di Ungasan, Bali.

"Mereka pula yang menyusun keping-keping itu di Bali sampai kemudian siap dinaikkan ke atas pedestalan patung," ungkap Nyoman.

Menurut Nyoman, mengangkat keping-keping patung yang beratnya mencapai 3 ton per keping itu bukan perkara mudah. Apalagi proses pengangkatan dan pemasangan hanya menggunakan alat crane, bukan steiger.

"Cara seperti ini membuat para pekerja harus berani bergelantungan di atas ketinggian ratusan meter dari permukaan tanah," dia menambahkan. 

Oleh sebab itu, Nyoman Nuarta sebagai penggagas dan pembuat Garuda Wisnu Kencana berupaya memberikan penghargaan kepada para pekerja yang telah bersama-sama mewujudkan mimpi menjadikan GWK selesai terbangun sehingga diharapkan bisa menjadi landmark baru dunia kebudayaan dan pariwisata Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini: