Liputan6.com, Pelalawan - Membacakan dongeng kepada puluhan murid SDN 011 di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Eko Yuli Irawan. Mendongeng bagi peraih medali emas Asian Games ini membutuhkan keberanian lebih dari pada mengangkat besi.
"Gugup membacanya karena pertama kali, biasanya didongengi, lebih berani angkat besi," kata Eko di ruang perpustakaan SDN, Sabtu, 22 September 2018 siang.
Kehadirannya di sekolah berbentuk rumah panggung ini untuk meresmikan program 1 emas 1 perpustakaan Tanoto Foundation. Riau, salah satunya Pelalawan, mendapat bagian dari 31 perpustakaan yang akan dibangun, selain Jambi dan Sumatera Utara.
Advertisement
Baca Juga
Atlet angkat besi ini sangat senang dilibatkan dalam program ini. Tak hanya mengajak murid gemar membaca sejak dini. Dia juga bisa berbagi cerita perjuangan dan pengalamannya menjadi atlet berprestasi tingkat dunia.
"Saya berharap dengan adanya perpustakaan ini akan membuka peluang anak-anak meraih mimpi, dan termotivasi mendengar pengalaman saya," kata Eko.
Selain mendongeng, Eko juga bermain dengan anak-anak. Ada pertanyaan yang diberikan kepada murid, di mana buku dongeng sebagai hadiahnya. Para murid lalu berebut unjuk jari supaya mendapatkan hadiah.
Tak hanya di perpustakaan, Eko juga menghampiri setiap kelas. Meski tak lama berdialog dengan murid di kelas, Eko mengaku tetap senang karena sudah berbagi tips hidup sehat dan sukses tanpa pernah putus asa.
Kehadiran pria peraih perak di Olimpiade Rio, Brazil itu, juga mencuri perhatian guru dan warga sekitar. Eko digilir satu persatu untuk diminta foto bersama ataupun swa foto di depan kelas dan halaman sekolah.
1 Emas 1 Pustaka
CEO Global Tanoto Foundation, J Satrio Tanudjojo yang mendampingi Eko menyampaikan, program 1 emas 1 pustaka merupakan komitmen pihaknya mensukseskan Asian Games 2018.
Kala itu, Indonesia menargetkan 16 emas dan Tanoto Foundation juga komit akan membangun perpustakaan sebanyak itu di Riau, Jambi dan Sumatera Utara. Karena target dilampaui, di mana Indonesia meraih 31 emas, maka akan dibangun sebanyak itu pula perpustakaannya.
"Kenapa di SD, karena kegemaran membaca harus ditumbuhkan sejak dini. Kalau dari sejak kecil dibiasakan, nantinya sewaktu dewasa akan terlatih," kata Satrio.
Di SDN itu, perpustakaan yang ada direhabilitasi dan ditata semenarik mungkin supaya bersuasana ceria. Guru di sana juga dilatih menarik perhatian anak supaya mau membaca.
"Ada metode yang diajarkan, supaya sekolah ini dikelola dengan baik dan benar," kata Satrio.
Di SDN ini, sudah ada 100 jenis buku yang diberikan, termasuk raknya. Sekolah lainnya di Riau dan provinsi lain segera menyusul. Bagi yang tidak ada perpustakaan akan dibangun, sementara yang rusak akan diperbaiki.
"Paling tidak target di Riau ada 10 sekolah, sesuai dengan 31 emas. Jadi dibagi rata ke dua provinsi lainnya," sebut Satrio.
Satrio menegaskan, Tanoto Foundation di bawah April Group merupakan lembaga yang bertekad memajukan pendidikan di Indonesia, terutama di wilayah kerja perusahaan. Selain perpustakaan, lembaga ini juga memberikan ratusan beasiswa tiap tahunnya kepada pelajar.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement