Boyolali - Rabu, 26 September 2018 menjelang siang, Taman Pandan Alas di kawasan simpang Seiko, Boyolali Kota menjadi sedikit lebih ramai. Belasan ibu-ibu sibuk menata berbagai menu makanan, mulai dari nasi, sayuran, lauk-pauk, snack, dan minuman pada tiga buah meja panjang.
Pantauan Solopos.com, mereka mempersiapkan warung makan yang hanya ada pada hari Rabu. Setelah semuanya tertata dan siap disajikan, warung pun dibuka dan siap melayani pelanggan. Tak lama kemudian, puluhan orang berdatangan ke warung tersebut.
Mereka tak sungkan mengambil beragam menu yang disajikan untuk melengkapi nasi di piring mereka. Menu tersebut antara lain sambal goreng hati, garang asem, opor ayam, rica-rica ayam, ayam goreng, lele bakar, ayam goreng tepung, dan sebagainya. Mereka juga sekaligus mengambil minuman berupa teh dan susu segar.
Advertisement
Baca Juga
Setelah mereka selesai makan, mereka tidak membayar uang sepeser pun. Mereka hanya bersalaman dengan ibu-ibu tersebut sambil mengucap terima kasih dan mengucapkan doa sebelum pergi. Untuk makan di warung ini, orang memang tidak perlu membayar uang sepeser pun. Bahkan setiap yang datang boleh menambah porsi dan makan lagi sekenyangnya.
Namun, bukan berarti setiap orang boleh makan di sini. Warung makan ini dipersembahkan khusus bagi kaum miskin, duafa, dan anak-anak yatim/piatu. Warung makan yang dinamai Warung Sedekah ini dimotori Gerakan Nasi Jumat (GNJ), perkumpulan para dermawan untuk amal sosial yang kegiatannya antara lain pembagian keliling makanan untuk kaum miskin di berbagai daerah.
Wakil Ketua GNJ Haryanto Anto mengatakan, Warung Sedekah yang sudah kali ketiga dibuka ini sengaja dikemas berbeda dibandingkan kegiatan serupa yakni pembagian nasi bungkus atau nasi kotak yang biasanya dilakukan pada hari Jumat.
"Kami ingin melayani mereka secara langsung. Kami juga ingin mereka memilih menu sesuai selera mereka," ujarnya di sela-sela acara.
Anto menambahkan, selain warga miskin, duafa, dan anak-anak yatim piatu di sekitar lokasi, pihaknya juga melakukan penjemputan kepada mereka yang berada di tempat yang jauh. "Yang jauh kami jemput. Dan kami juga bekerja sama dengan Polres Boyolali yang menyediakan truk Dalmas untuk menjemput mereka," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu buruh gendong di Pasar Sunggingan Boyolali ada di warung tersebut, Tumiyem (50) mengaku sangat senang dengan adanya warung tersebut. "Kami senang sekali bisa makan enak dan gratis. Terima kasih kepada para dermawan yang sudah menyediakan semua ini," kata dia.
Sementara itu, rekan Tumiyem, Rebi (60) mengaku program ini menghemat pengeluarannya untuk makan siang. "Lumayan enggak perlu jajan lagi. Hemat uang makan siang Rp 5.000," imbuh Rebi yang mengaku penghasilan sebagai burung gendong ini rata-rata Rp 25.000-Rp 30.000 per hari.
Â
Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.
Â
Simak video pilihan berikut ini: