Sukses

Berkah Mengeringnya Air Waduk Saradan bagi Warga Madiun

Meski air di waduk surut, lanjutnya, hal itu tidak mengganggu kebutuhan pengairan pertanian warga di 11 desa di Kecamatan Saradan.

Liputan6.com, Madiun - Ketinggian air di Waduk Saradan yang terdapat di wilayah Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menurun drastis selama musim kemarau tahun 2018 berlangsung.

Petugas Waduk Saradan, Aris Nurdianto, mengatakan ketinggian air di Waduk Saradan saat ini hanya mencapai 1,5 meter. Dalam kondisi normal saat musim hujan, ketinggian air di waduk tersebut mencapai 8 meter lebih.

"Sekarang ini tinggal 1,5 meter. Bahkan di bagian tengah sudah terjadi pendangkalan," ujar Aris, Jumat 28 September 2018.

Menurut dia, Waduk Saradan merupakan waduk tadah hujan sehingga akan terisi air lagi ketika musim hujan tiba. Adapun, penurunan ketinggian air dan pendangkalan tersebut selalu terjadi ketika musim kemarau berlangsung.

Meski air di waduk surut, lanjutnya, hal itu tidak mengganggu kebutuhan pengairan pertanian warga di 11 desa di Kecamatan Saradan. Karena para petani sudah menggunakan sumur pompa untuk mengairi sawahnya.

Kondisi waduk yang terus menyusut justru menjadi berkah bagi warga sekitar. Mereka pun berbondong-bondong datang untuk mencari ikan. Warga menangkap ikan dengan menggunakan jaring, bahkan ada yang dengan tangan kosong karena di beberapa titik waduk, air sudah surut hingga tersisa lumpur dan kubangan.

Adapun ikan yang berhasil ditangkap warga di kawasan waduk setempat di antaranya ikan jenis nila, wader, gabus, dan betik seperti dilansir Antara.

Oleh warga, ikan-ikan hasil tangkapannya tersebut sebagian ada yang dijual dan sebagian lainnya untuk dikonsumsi sendiri.

Selama musim kemarau, sesuai data yang ada, sejumlah waduk yang ada di Kabupaten Madiun selalu mengalami penyusutan drastis. Di antaranya, Waduk Notopuro, Kedungbubus, Dawuhan, dan Bendungan Bening (Widas).

Saksikan video pilihan berikut ini: