Sukses

Fakta Unik Burung Hantu yang Tidak Romantis

Termukan alasan menarik burung hantu masuk kategori tidak romantis.

Liputan6.com, Yogyakarta - Burung hantu kerap dikaitkan dengan mitos pembawa kematian. Namun, jangan buru-buru mengaitkan dengan kematian manusia, karena burung yang jenisnya mencapai puluhan ini justru membawa kematian bagi mangsanya, seperti tikus.

"Faktanya, burung hantu sangat takut pada manusia, dia tidak punya insting menyerang manusia, kalau ada yang menyerang biasanya burung hantu peliharaan," ujar Lim Wen Sin, penggiat burung hantu, seusai acara Belajar Bersama #5 Burung Hantu Sahabat Petani di Sleman, Minggu (30/9/2018) malam.

Ia bercerita, di Indonesia, terdapat lebih dari 20 jenis burung hantu. Salah satunya, Tyto alba. Jenis ini bisa dimanfaatkan sebagai predator alami untuk mengusir hama tikus di lahan pertanian.

Meskipun demikian, burung hantu tidak cocok untuk menjadi binatang peliharaan. Menurut Lim, feses burung hantu sangat bau.

Penyebabnya, burung hantu memiliki metabolisme yang buruk. Penceranaannya kurang baik, sehingga ia kerap memuntahkan kembali rambut dan tulang hewan yang dimangsanya.

Burung hantu juga dikenal sebagai hewan yang tidak romantis. Jantan dan betina jarang tinggal dalam satu sarang. Kebanyakan mereka memiliki sarang masing-masing dan bertemu untuk berkembang biak serta memberi makan anak-anaknya.

"Tapi ada juga yang tinggal dalam satu sarang, tetapi kebanyakan sendiri-sendiri," tutur Lim.

Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan Lim selama ini, burung hantu terlihat monogami. Namun, burung hantu memiliki kecenderungan poliandri. Perilaku itu untuk mempertahankan hidup anak-anaknya. Mereka menunggu jantan datang dan membawa makanan.

Burung hantu betina juga lebih ganas dan agresif ketimbang jantan. Sifat ini muncul karena betina memiliki tugas melindungi anak-anaknya.

"Bahkan ia tidak segan bertarung dengan burung hantu lain yang masuk ke sarangnya untuk mencari tempat baru," ucapnya.