Sukses

Cerita Korban Gempa Sulteng Lahirkan Bayi Kembar Tiga di Makassar

Zainal Abidin dan istrinya yang sedang hamil tua sempat berebut tempat dengan korban gempa lainnya, yang juga hendak berangkat ke Makassar menggunakan pesawat Hercules.

Liputan6.com, Makassar - Meski sedang dalam suasana berduka lantaran dilanda musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, pasangan suami istri Zainal Abidin dan Atina masih diberi kebahagiaan.

Bahagia itu datang tepat pukul 19.13 Wita, Senin, 1 Oktober 2018, Zainal Abidin dan Atina dikaruniai buah hati saat mereka sedang dalam pengungsian. Uniknya, mereka diberi anak kembar tiga.

"Alhamdulillah telah lahir anak kembar tiga dari salah seorang pengungsi melalui operasi bedah cesar," kata Direktur I Rumah Sakit Umum Daerah Makassar, Juliani Jafar, di Makassar, Senin (1/10/2018).

Juliani menyebutkan, langkah operasi cesar terpaksa harus ditempuh karena posisi bayi saling silang. "Operasinya berjalan lancar," ucap dia. 

Hingga saat ini, Atina dan ketiga anak kembarnya masih menjalani perawatan intensif. Menurut Juliani, ketiga anak Atina masih ditaruh di dalam inkubator di dalam ruang ICU. 

"Mereka masih dirawat intensif, tapi masa kritis sudah lewat. Mereka masih dalam pengawasan kami pihak dokter dan perawat," ungkap Juliani. 

Sementara itu, ayah dari bayi kembar tiga itu, Zainal Abidin, menyebut bayi pertama dan keduanya memiliki berat 2 kilogram, sementara bayi ketiganya memiliki berat 1,8 kilogram. 

"Alhamdulillah, semuanya lahir dengan selamat. Bayi saya yang pertama itu laki-laki, terus yang kedua dan ketiga itu perempuan," ucap Zainal Abidin di Makassar.

Sebelumnya, Zainal Abidin dan Atina menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Keduanya kemudian mengungsi ke Kota Makassar melalui pesawat Hercules, pada Senin, 1 Oktober 2018 siang sekitar pukul 14.30 Wita. 

"Kami dapat pesawat itu nanti siang, setelah tiba di Makassar langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani persalinan," ucapnya. 

Zainal Abidin mengaku pemberangkatannya ke Makassar sempat tertunda lantaran adanya ribuan korban gempa yang memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Ribuan korban gempa itu berebut ingin juga segera diberangkatkan ke Makassar. 

"Saya sempat empat kali bolak-balik naik turun pesawat Hercules, karena pesawat itu tadinya mau berangkat tapi batal lagi dan begitu terus. Banyak korban gempa juga berebut mau berangkat segera," kata pria yang bekerja sebagai guru sekolah kejuruan ini. 

 

 

Simak juga video pilihan  berikut ini: