Liputan6.com, Garut - Usai gempa dan tsunami yang menghancurkan Donggala-Palu, Sulawesi Tengah, delapan warga Garut, Jawa Barat, nekat pulang ke kampung halamannya menggunakan empat sepeda motor.
"Katanya saking takutnya, pulang pakai motor," ujar Sekretaris Desa Sukalilah, Garut, Fitrah Abdul Malik, saat ditemui Liputan6.com, Rabu (3/10/2018).
Awalnya rencana tersebut lancar, mereka menggunakan rute Palu-Makassar sejauh 850 kilometer. Selanjutnya mereka berlayar menggunakan kapal feri menuju pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Advertisement
Namun nahas, dalam perjalanan melelahkan itu, baru puluhan kilometer dijalani, seluruh motor yang mereka tunggangi kehabisan bensin. "Baru jalan tiga jam mogok, akhirnya pulang lagi dengan mencari bensin eceran yang tersisa," ungkap dia.
Ia menyatakan, selain ketakutan gempa susulan, kekhawatiran lain yang mereka rasakan, akibat maraknya penjarahan terhadap bahan makanan dan kebutuhan pokok milik warga. "Mereka akhirnya memilih pulang menggunakan pesawat Hercules," ujar dia.
Baca Juga
Di tengah kondisi itu, kepulangan seluruh warga Garut, terutama Desa Sukalilah diberikan kelancaran. "Kasian juga, sebab jalan rusak, jembatan putus, sementara kebutuhan pokok sulit didapat," ujar dia menirukan curhatan warganya dari Palu.
Dari informasi warga Sukalilah di sana, saat ini kondisi di kedua kabupaten itu cukup memprihatinkan, sejumlah fasilitas umum (fasum) dan khusus (fasus) tidak bisa digunakan. Akhirnya perwakilan warga Garut yang tinggal di sana meminta bantuan untuk pemulangan ke Garut.
"Bantuan ke sana masih kurang, air untuk mandi juga kotor, bensin juga langka, fasilitas rusak semua," kata dia.
Hingga kemarin sore ancaman gempa masih berlangsung meskipun masih di bawah kekuatan, gempa besar Jumat lalu. "Kemarin kontak (komunikasi) masih ada gempa Magnitudo 5,1, jadi warga jelas ketakutan," kata dia.
Menerima keluhan itu, akhirnya lembaganya langsung menghubungi pihak Dinas Sosial, Pemkab Garut dengan maksud meminta bantuan kepulangan mereka, tapi sayang pemkab tidak bisa membantu kepulangan mereka.
Namun, dia tidak kehabisan akal, lembaganya kemudian melakukan komunikasi dengan Polres Garut hingga akhirnya, seluruh biaya akomodasi dan transportasi ditanggung kedua lembaga keamanan negara itu. "Kami siapkan penyambutan juga di desa, nanti keluarga mereka dikumpulkan di sini," kata dia.
Rencannya kepulangan mereka menggunakan pesawat jumbo Hercules bersama warga lainnya yang akan pulang. "Mungkin mereka pulang sampai kondisi di sana (Donggala-Palu) pulih kembali," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: