Sukses

Melihat Bonita Unjuk Gigi Memburu Babi

Bonita tidak akan dilepasliarkan di Jambi sebagaimana rencana awal. Hutan di Riau kembali menjadi pilihan karena dinilai lebih cocok alamnya dengan kebiasaan Bonita.

Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir lima bulan tinggal di Pusat Rehabilitasi Dharmasraya, Jambi, Bonita yang sempat meneror warga di Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, mulai menunjukkan perkembangan baik. Sifat alaminya atau keliarannya sebagai Harimau Sumatera kembali setelah menjalani rangkaian perawatan tim medis.

Tak hanya memakan daging segar yang diberikan petugas, Bonita juga sigap mengejar, menerkam, dan memangsa babi. Bonita seolah tengah berburu di hutan. Dalam waktu dekat, satwa belang yang pernah melahirkan anak ini akan dilepasliarkan.

"Dikasih babi langsung dikejar gitu, sudah kembali normal sebagai satwa liar," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, Rabu 3 Oktober 2018.

Menurut Suharyono, Bonita tidak akan dilepasliarkan di Jambi sebagaimana rencana awal. Hutan di Riau kembali menjadi pilihan karena dinilai lebih cocok alamnya dengan kebiasaan Bonita.

Bonita disebut Suharyono terbiasa dengan kondisi alam yang bergambut dan berawa. Kondisi hutan seperti ini masih terdapat di berbagai wilayah Riau, termasuk habitat awalnya di Kabupaten Indragiri Hilir.

"Dia kan biasa minum air gambut yang warnanya kayak teh itu. Kalau lokasi pelepasliarannya nanti dirahasiakan untuk keselamatan Bonita," kata Suharyono.

Sejak dibawa ke Dharmasraya, Bonita menjalani sejumlah tindakan medis berupa operasi. Sejumlah tumor yang menempel di bagian bawah lapisan kulitnya sudah diangkat dan masih berkategori jinak.

Terkait kebiasaan Bonita memakan anjing ketika masih meneror warga di Pelangiran, Suharyono merasa bersyukur harimau betina ini tidak terpapar virus. Biasanya, anjing membawa virus yang biasa menempel ke DNA pemangsanya.

"Tapi untuk Bonita tidak," tegas Suharyono. 

2 dari 2 halaman

Misteri Bonita

Meski segera dilepasliarkan, tim medis di Dharmasraya masih berusaha memecahkan misteri perubahan perilaku Bonita ketika berada di Pelangiran. Salah satu perubahan itu adalah tidak takutnya Bonita ketika berjumpa dengan manusia.

"Harimau normal biasanya menjauh kalau melihat manusia, kalau Bonita ini malah mendekat. Ini yang terus dipelajari," sebut Suharyono.

Bonita meneror warga di Pelangiran sejak akhir tahun 2017. Keganasannya memakan dua korban, satu bernama Jumiati dan yang kedua adalah Yusri. Pencarian Bonita hingga ditangkap memakan waktu hingga 100 hari hingga akhirnya menyerah pada 20 April 2018.

Bonita tertangkap setelah peluru bius menempel di bagian perut hingga akhirnya pingsan. Penangkapan berlangsung di Blok 76-77, Afdeling IV, Kebun Eboni, PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP).

Sebelum tertangkap, belasan perangkap dipasang, termasuk kamera pengintai. Beberapa pawang juga sudah dikerahkan tapi Bonita masih berlari liar mengancam manusia.

Seorang bule dari Kanada, Shakti, juga didatangkan. Perempuan 22 tahun ini disebut ahli mengetahui frekuensi suara hewan. Dua pekan di lokasi, Shakti disebut bisa memancing Bonita keluar dari hutan.

Saksikan video pilihan berikut ini: