Liputan6.com, Pekanbaru - Bayi orangutan mungil dengan berat 2 kilogram menambah koleksi lembaga konservasi Taman Safari Lagoi, Bintan, Kepuluan Riau. Dia diberi nama Bintan dan kondisinya terus dipantau serta terus dikoordinasikan dengan Balai Besar Konervasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Kepala BKSDA Riau Suharyono menjelaskan, bayi orangutan itu dilaporkan dalam keadaan sehat dan terus ditimang oleh induknya Barito. Bayi ini merupakan perkawinan antara Barito dengan orangutan jantan berusia 15 tahun bernama Kapuas.
"Barito sendiri berusia 10 tahun dan berada di kawasan konservasi itu sejak 2017 lalu," kata Suharyono, Kamis, 4 Oktober 2018.
Advertisement
Suharyono menyatakan, kelahiran orangutan ini merupakan salah satu keberhasilan BKSDA dalam menjaga keberadaan satwa langka yang menjadi ciri khas Indonesia, selain gajah dan harimau sumatera.
Baca Juga
Dia juga menyebut keberhasilan ini tidak bisa dicapai tanpa kerjasama yang baik antara Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dengan pemagang izin lembaga konservasi tersebut.
"Pemegang izin konservasi, selain merawat dan menjaga koleksi, juga harus dapat mengembangbiakkan koleksinya," tegas Suharyono.
Suharyono menerangkan, di taman itu ada tiga orangutan sejak 18 Juli 2016. Selain Barito dan Kapuas, ada pula individu lainnya bernama Jambi. Ketiganya berada di bawah pengawasan BBKSDA Riau.
"Sebelumnya berada di BBKSDA Jawa Barat, lalu dipindah di bawah pengawasan BBKSDA Riau dan dititip di taman safari itu," kata Suharyono.
Proses menjodohkan Kapuas dan Barito dimulai sejak tahun 2017. Petugas di sana menyiapkan kandang semi alami dan pakan dari alam hingga dua orangutan saling tertarik satu dengan lainnya.
Perkawinan dua orangutan ini membuahkan hasil. Barito mengandung anaknya, Bintan, selama 34 hari atau 250 hari. Akhirnya pada 1 Oktober 2018, Barito melahirkan bayi pertamanya dalam keadaan sehat.
Â
Simak video pilihan berikut ini: