Sukses

Sutan Aswar, Ilmuwan Minang Pendiri TNI Angkatan Udara

Tidak hanya mendirikan Angkatan Udara RI, kakek atlet tampan Aero dan Aqsa Sutan Aswar ini juga merupakan pencipta bahan bakar untuk pesawat. Sosok penting dalam sejarah TNI.

Padang - Ajang Asian Games 2018, menerbitkan nama kakak beradik Aero dan Aqsa Sutan Aswar, atlet jetski yang menyumbang sejumlah medali untuk Tanah Air. Namun, siapa sangka, jasa keluarga ini kepada Indonesia sudah dimulai dari leluhurnya. Kakek mereka, Sutan Aswar merupakan sosok yang sangat berjasa dalam mendirikan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tokoh dari ranah Minang ini lahir di Padang 23 Juni 1925 dan meninggal dunia di Jakarta 27 Agustus 2006. Selain sebagai salah satu tokoh pendiri AURI, beliau juga pencipta bahan bakar pesawat terbang pertama di Indonesia.

Bensin udara yang diciptakannya adalah 91 oktan untuk pesawat Anson, C-47 untuk pesawat Dakota, 80 oktan untuk pesawat Stinson.

Tidak ada catatan lengkap mengenai masa kecil dan pendidikan yang ditempuh oleh kakek Aero Sutan Aswar -juara dunia jetski dan pejetski nomor satu dunia tahun 2016 tersebut.

Informasi yang dihimpun Padangkita.com, catatan pendidikan yang pernah dienyam Sutan Aswar adalah di Technische Hoogeschool (sekarang Institut Teknologi Bandung) sebelum dirinya bergabung dalam perjuangan kemerdekaan.

Dalam karirnya, Sutan Aswar pernah menjadi Anggota Hakim Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub). Selain itu, beliau juga pernah diangkat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat (MPR-DPR) dari fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) tahun 1966-1976.

Sejarah penemuan bahan bakar atau bensin pesawat terbang dimulai pada 28 Desember 1947. Pada tanggal tersebut dikirim Tetra Ethyl Fluid (TEL) dari Yogyakarta ke Sumatera untuk pembuatan bensin udara. TEL (Tetra Ethyl Lead) adalah zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin untuk menaikkan bilangan oktan.

 

Baca berita menarik lainnya dari Padangkita.com di sini.

 

2 dari 2 halaman

Berani Ambil Risiko

Komodor Udara saat itu, Halim Perdanakusuma menunjuk OMU-2 Sutan Aswar pada jawatan minyak di Jambi dan diperbantukan oleh SMU Mardjoeki.

Namun, saat itu, alat-alat untuk membuat bensin udara yang ada di Jambi sangat tidak memungkinkan untuk membuat bensin udara. Alat-alat yang minim dan sederhana yang dibuat oleh Jepang tidak sesuai dengan standar untuk menghasilkan bensin ringan sebagai dasar bensin udara.

Sutan Aswar bersama Mardjoeki kemudian memberanikan diri mengambil risiko dan bertanggung jawab untuk melangsungkan proses pembuatan bensin udara tersebut.

Hasil bensin udara yang diciptakan tersebut didapat pada akhir bulan Februari 1948, hasilnya banyak perubahan dalam fraksi bensin yang dilakukan oleh Sutan Aswar dan Mardjoeki, meski belum memenuhi syarat-syarat bensin udara.

Pesawat yang pertama kali mencoba bensin udara yang diciptakan oleh Sutan Aswar adalah pesawat Anson pada Maret 1948. Pesawat itu berhasil terbang.

Sejak itu, mutu bensin udara tersebut terus disempurnakan oleh Sutan Aswar dan terus dipakai oleh perusahaan minyak di seluruh Indonesia. 

 

Simak video pilihan berikut ini: