Sukses

Aksi Eks Kader PKS Bali Usai Mundur Massal

Sekitar dua ribu eks pengurus dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali yaag belum lama ini mengundurkan diri massal mendeklarasikan organisasi kemasyarakatan.

Liputan6.com, Denpasar - Sekitar dua ribu eks pengurus dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali yang belum lama ini mengundurkan diri massal mendeklarasikan organisasi kemasyarakatan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Provinsi Bali, Sabtu sore (6/10/2018).

Kegiatan yang digelar di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar ini dihadiri pengurus GARBI provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali. Sejumlah tokoh masyarakat juga hadir dalam deklarasi tersebut. Salah satunya Mahfuz Sidik, yang ikut berorasi pada deklarasi tersebut. Deklarasi itu ditandai dengan pelepasan 500 balon merah.

GARBI adalah ormas kebangsaan berskala nasional yang baru terbentuk belum lama ini. GARBI adalah wadah generasi muda, yang peduli kemajuan bangsa dan berkomitmen menjaga keharmonisan Indonesia yang beragam.

Ide membentuk ormas itu pertama kali didiskusikan di Denpasar usai pemilu 2014. GARBI bukan sempalan dari organisasi manapun, termasuk partai politik. GARBI tidak berafiliasi pada kelompok politik manapun pada Pemilu 2019.

Ketua GARBI Provinsi Bali, Istanto, dalam orasinya menegaskan, arah baru Indonesia yang dicita-citakan adalah bagaimana Indonesia bisa masuk dalam kekuatan terbesar kelima dunia. Karena itu, sejak sekarang Indonesia menyiapkan diri. Indonesia harus kuat secara ekonomi, militer dan ilmu pengetahuan agat bisa masuk dalam lima besar kekuatan dunia.

Menurut dia, jika kekuatan itu dimiliki Indonesia, maka bisa memimpin peradapan dunia. "Arah baru Indonesia adalah bagaimana Indonesia bisa memimpin peradaban dunia, bisa masuk lima besar dunia. Karena itu harus memiliki kekuatan di bidang ilmu pengetahuan, militerdan ekonomi," tegas Istanto.

Ia mengatakan, generasi muda harus bisa mengambil bagian untuk mewujudkan arah baru Indonesia tersebut.

"Generasi kita memikirkan bagiama bangsa menguatkan tiga posisi ini (pengetahuan, militer dan ekonomi). Kita harus paksa berpikir, diskusi dan mencaro solusi agar masalah bangsa terselesaikan," ujarnya.

Istanto menjelaskan, ekonomi adalah kekuatan yang tak terpisahkan dari kekuatan dunia. Indonesia harus bisa unggul kekuatan ekonominya. "Soal ekonomi kita harus bisa mandiri. kita bisa menggalang kekuatan ekonomi dunia dengan negara-negara lain," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Aksi Kemanusiaan untuk Palu

Demikian juga kekuatan pertahanan dan keamanan (militer). "Itu bagian vital bangsa dan negara. Siapa bisa menguasai militer, bisa menguasai dunia," ujar Istanto, didampingi Sekretaris GARBI Bali, Arifin Sadipan.

Dia mengatakan, GARBI memiliki peta arah yang jelas dan memiliki beberapa tahapan untuk bisa mencapai cita-cita tersebut. Semua kekuatan anak negeri dibutuhkan untuk membawa Indonesia ke arah baru tersebut; menjadi lima besar kekuatan dunia.

"Ini butuh perjuangan. Setiap perjuangan butuh pengorbanan, baik waktu tenaga bahkan harta agar seluruh cita-cita kita tercapai. Kita dipilih bagian dari sejarah. Anak cucu mencatat kita bagian dari sejarah memperjuangkan arah baru Indonesia ini," kata Istanto.

Deklarasi itu dirangkaikan dengan aksi solidaritas peduli bencana Palu dan Donggala. Mereka mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana tersebut. Hanya dalam waktu dua jam, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp20 juta lebih. GARBI juga mengirimkan relawan ke Palu dan Donggala.