Liputan6.com, Pekanbaru - Kehadiran Budi, Vera, dan Doni di hadapan ratusan anggota Pramuka se Sumatera di Lapangan Tugu, tepatnya di depan Istana Siak Sri Indrapura, menyita perhatian pada Selasa siang, 2 Oktober 2018. Bukan karena ketampanan atau kecantikan, ketiganya adalah gajah yang sudah dijinakkan dan menjadi anggota Pusat Pelatihan Gajah BBKSDA Riau.
Dengan gagah dan langkah perlahan, ketiga satwa bergading ini masuk dari sisi kanan barisan. Setiap gajah sudah ada satu pawang dan satu anggota Pramuka. Dengan seragam cokelat, mereka akan membacakan teks Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Dasa Dharma Pramuka.
Dalam hitungan menit, Gajah Sumatera ini berhasil menyelesaikan tugasnya dalam upacara pembukaan perkemahan bakti saka kalpataru dan saka wanabakti (Pertikawan) itu. Kehadirannya sebagai simbol edukasi bagi anggota Pramuka untuk lebih mencintai alam.
Advertisement
Baca Juga
Tak lupa, sebelum meninggalkan lokasi upacara, ketiga gajah ini memberi salam dan hormat dengan menunduk serta mengangkat belalainya. Decak kagum, membuat peserta upacara mengabadikan momen ini.
Menurut Kepala BBKSDA Riau Suharyono yang ikut dalam upacara itu, ketiga gajah ini sudah jinak setelah melalui pelatihan selama beberapa tahun. Dulunya, ketiga gajah ini masih liar hingga akhirnya bisa berteman dengan manusia.
"Tiga gajah itu sebenarnya untuk menangani konflik gajah di Riau maupun di luar Riau," kata Suharyono.
Ketiga satwa berbelalai ini merupakan anggota dari 25 gajah di PLG Minas dan Sebanga. Ketiganya mendapatkan kesempatan bersama ratusan anggota di Bumi Perkemahan Tengku Buwang Asmara Siak Sri Indrapura hingga 6 Oktober 2018.
Tak hanya menemani berkemah, ketiganya akan menjadi ikon perkemahan agar Pramuka tahu arti kehadiran gajah bagi ekosistem dan konservasi kawasan hutan. Ada pesan moral agar Pramuka menyelamatkan habitat gajah.
"Kita beri tahu, kita BBKSDA Riau, memberikan perlindungan untuk gajah dan ini juga harus diikuti oleh Pramuka," sebutnya.
Sekretaris Jendral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono menyebut, Pramuka juga memiliki peran dalam penyelamatan satwa dilindungi, termasuk habitatnya. Tak hanya gajah, tapi juga harimau serta satwa langka lainnya.
"Habitatnya jangan diganggu. Harimau jangan sampai lepas keluar dari habitatnya," kata Bambang.
Menurutnya, ada tiga kunci yang harus dilakukan dalam menjaga satwa dilindungi serta lingkungan. Yakni, tahu, gerak, dan utuh.
"Tahu. Kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan. Kemampuan yang kita miliki, tapi tidak kita rasakan," ujarnya.
Selanjutnya 'gerak', kata Bambang, meski sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam menjaga lingkungan, tapi tanpa gerak akan menjadi percuma.
"Kita sangat minim untuk gerak, kita tahu, tapi tidak gerak. Pencegahan itu sesuatu banget," sebut dia.
Terakhir, merupakan kerja utuh yang kata Bambang tidak bisa dilakukan sendiri tapi bersama-sama. Semua pihak dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik itu pemerintah, masyarakat dan Pramuka harus bekerjasama.
"Kita perlu kerja sama. Mereka (anggota Pramuka) bisa kita didik dalam penanganan ini. Bagaimana cara mereka mensosialisasikan agar masyarakat menjaga hutan agar tidak terbakar," sebutnya.