Sukses

Cerita Korban Tsunami Palu Asal Cirebon Tergulung Ombak Sampai 50 Meter

Indra asal Cirebon tengah berjualan cobek di Pantai Barat Palu saat gempa pertama melanda hingga akhirnya ia tersapu gelombang tsunami.

Liputan6.com, Cirebon - Tangis haru dirasakan Indra (25) warga Desa Setupatok Kabupaten Cirebon. Indra merupakan satu dari tujuh warga Cirebon yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu Sulawesi Tengah yang selamat.

Kedatangan Indra bersama warga yang lain disambut hangat oleh pemda setempat di Pendopo Bupati Cirebon pada Minggu (15/12018). Indra bersama korban yang lain puang menggunakan pesawat Hercules yang turun di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Para korban kemudian meneruskan perjalanan mereka menggunakan mobil ke Cirebon. Indra pun terbaring lunglai dibangkar ditemani sang istri Ipah Kholifah.

"Suami saya masih trauma karena saat kejadian dia ada di pantai barat," kata Ipah kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Indra bersama keluarga sudah tiga tahun tinggal di Palu, Sulawesi Tengah. Sehari-hari, keluarga Indra mencari nafkah dengan berjualan cobek di Pantai Barat Palu Sulawesi Tengah.

Dia mengaku, saat gempa melanda Palu, dia bersama sang anak dan keponakan sedang berada di luar rumah. Mereka terhindar dari reruntuhan bangunan yang hancur diguncang gempa.

"Pas Adzan Maghrib tapi sebelumnya, kakak titip anaknya ke saya. Diluar ada pedagang, dua anak ini minta jajan, saya bawa keluar terus ada gempa," kata dia.

Namun, kondisi nahas dialami sang suami. Ipah mengaku, saat kejadian, suami tengah berjualan cobek di Pantai Barat Palu.

Sang suami sempat tidak menghiraukan saat gempa pertama terjadi. Padahal orang-orang disekitarnya sudah panik.

Bahkan saat gempa susulan melanda, Indra sempat meneruskan perjalanannya jualan cobek menggukanakan motor. Indra sempat melihat lautan dipinggir pantai dalam kondisi tenang.

Namun, secara tiba-tiba air laut meninggi setinggi atap rumah. Indra terseret ombak tsunami.

"Pas di Pertamina Mamboro tiba-tiba ada ombak setinggi atap rumah," terang Ipah.

Setelah Tsunami Palu, Ipah panik dan mencari sang suami. Ipah sempat meminta tolong petugas untuk mencari tahu keberadaan Indra.

Namun, tiga hari setelah tsunami, Ipah dihubungi keluarganya yang ada di Cirebon. Keluarga memberitahu bahwa sang suami selamat dan tengah dirawat di sebuah rumah sakit.

"Suami saya tergulung air tsunami terseret hingga 50 meter, bagian kaki kanannya luka terkena benturan material yang dibawa air laut ke darat," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembali ke Palu

Ipah mengaku senang bisa kembali pulang ke Kabupaten Cirebon dalam keadaan selamat. Ipah bersama keluarganya akan tinggal di kampung halamannya di Cirebon untuk beberapa waktu.

Ipah bersama suami mengaku berencana kembali ke Palu setelah keadaan membaik.

"Belum pasti juga, tergantung kondisi suami jarena keadaan sekarang kan, masih banyak mayat belum diketemukan, dan warga pun sudah mengungsi," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan berdasarkan instruksi Bupati Cirebon, tujuh orang korban tersebut akan mendapatkan bantuan kesehatan secara gratis.

Untuk korban yang mengalami luka akan dimendapatkan perawatan medis hingga sembuh total.

Pemkab Cirebon jug akan memberikan trauma healing dengan melibatkan pakar kepada para korban. Terkait bantuan ekonomi, pemerintah daerah akan melibatkan Disnaker untuk memberikan pelatihan- pelatihan kepada para korban.

"Mereka kami bawa ke RS Waled dan semua ditanggung pemerintah," kata dia.

Selain Indra dan Ipah Khalifah, korban lain yang berhasil dipulangkan yakniEnang Kusuma (33), Dewi Mustikasari (29), Maulana Yusuf Ibrahim (8), Humair Azam Ramadhan (15 bulan), dan Nur Hafidzah (3).

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.