Liputan6.com, Palembang - Banjir yang lama surut saat musim hujan di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) ternyata dipicu beberapa faktor. Salah satu yang utama yaitu saluran pembuangan air yang tersumbat karena terganggu pembangunan fasilitas Light Rail Transit atau LRT Palembang.
Beberapa kawasan di tengah kota dan daerah padat kendaraan menjadi pusat genangan air yang mengakibatkan kemacetan parah.
Daerah yang langganan banjir yang berdekatan dengan pembangunan fasilitas LRT Palembang, bahkan terjadi di jalan protokol, seperti di sepanjang Jalan Kolonel H Burlian, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Kapten A Rivai Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Wali Kota (Wako) Palembang Harnojoyo mengatakan, kabel LRT Palembang cukup mengganggu aliran drainase, karena dipasang di dalam saluran penyaluran air.
"Kabel harus dipasang di kedalaman tertentu, jadi jangan seenaknya memasang kabel di dalam salurah drainase. Inilah yang turut mengganggu saluran air sehingga air tergenang di dekat fasilitas LRT Palembang,” katanya kepada Liputan6.com, usai menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Genangan Air di Sepanjang Jalur LRT Palembang, di Rumah Dinas (Rumdin) Wako Palembang, Rabu (17/10/2018).
Orang nomor satu di Palembang ini sudah menurunkan timnya untuk meninjau titik banjir dan melakukan pembenahan agar genangan air pascahujan cepat surut.
Dari peninjauan di lapangan, faktor penyebab banjir lainnya yaitu mesin pompa penyedot air banyak yang rusak dan kurangnya kolam retensi. Untuk itu, Pemkot Palembang juga akan menambah kolam retensi dan normalisasi anak sungai musi.
"Anak Sungai Musi di Palembang sudah tidak bisa menampung debit air berlebih, termasuk Sungai Sekanak. Untuk itu, kita restorasi dan normalisasi serta terus menggalakkan gotong royong untuk menekan penyumbatan saluran air ke sungai," ucapnya.
Menurut Kepala Koordinator Lapangan PT Waskita Karya Bambang Priambodo, ada endapan lumpur di Jalan Kolonel H Burlian di dekat fasilitas LRT Palembang, sehingga semakin menyulitkan aliran air keluar.
Solusi Banjir Palembang
"Jika endapan lumpur itu dikeruk dengan alat berat, genangan air akan membanjiri pemukiman warga di daerah yang rendah. Ini juga karena tidak ada kolam retensi di daerah itu," katanya.
Tim Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V, Balai Besar Sungai Sumatera VIII, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Palembang dan PT Waskita Karya sudah turun tangan untuk meminimalisasi genangan air.
Salah satu langkahnya yaitu membuat sedotan resapan dari jalan ke saluran, pembuatan manhole, dan pemasangan 35 unit Box Culvert.
"Manhole mempermudah maintenance pengambilan sampah saat ada penumpukan. Rencananya akan dipasang di lokasi trotoar Jalan Kapten A Rivai dan dekat stasiun LRT Ampera. Di sepanjang Jalan Kolonel H Burlian juga sudah dipasang," ungkapnya.
Ahmad Bastari, Kepala Dinas PUPR Palembang mengungkapkan, ada 64 titik genangan air di Palembang. Pemasangan manhole sendiri akan dilakukan dengan jarak tiap lima meter dari lokasi banjir.
"Kita berharap volume banjir akan berkurang banyak dengan pemasangan manhole. Akan dipasang di titik-titik tertentu, sehingga tidak akan membanjiri kawasan lainnya," ujar Ahmad.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement