Sukses

Ratusan Pustakawan Disebar di 60 Kota Bawa 'Virus' Baca

Perpusnas menyediakan SDM berkualitas untuk menyebarkan minat baca di Indonesia.

Liputan6.com, Palembang - Perpustakaan Nasional tidak hanya mengangkat Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab untuk meningkatkan minat baca di Indonesia.

Lembaga pemerintah nonkementrian ini juga akan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas sebagai motivator literasi ke berbagai provinsi di Indonesia.

Dedi Junaidi, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional mengatakan, di tahun ini akan ada ratusan motivator literasi yang akan bertugas di 60 kabupaten/kota di 21 provinsi untuk menyukseskan gerakan ini.

"Kita sudah gelar pelatihan dan bulan Oktober ini selesai. Masing-masing daerah akan dikirim empat orang pustakawan, untuk mendampingi perpustakaan di daerah," katanya kepada Liputan6.com, usai Talk Show bertema ‘Peran Duta Baca dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam Meningkatkan Literasi’ di Gedung Bina Praja kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, Jumat 19 Oktober 2018.

Sebanyak 241 orang pustakawan dipercaya menjadi motivator dan inspirator literasi di daerah yang ditunjuk. Keberadaan inspirator ini diharapkan Perpusnas bisa menularkan minat baca dan menggandeng generasi muda lainnya untuk ikut berkontribusi di daerah.

Meskipun sudah ada 250.000 perpustakaan yang tersebar di Indonesia, Perpustakaan Nasional masih terkendala distribusi buku dan fasilitas literasi lainnya.

"Kendalanya yaitu sarana terbatas sehingga bahan bacaan sedikit. Sejak Presiden Joko Widodo meresmikan Perpusnas pada tahun 2017, kita langsung menyampaikan kondisi buku yang terbatas, terutama di daerah perbatasan," katanya.

Perpustakaan Nasional juga menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2019 mendatang, untuk mensurvey kebutuhan perpustakaan dan buku bacaan di desa-desa terpencil. Kerjasama ini merupakan salah satu kegiatan program revitalisasi perpustakaan umum.

2 dari 2 halaman

Kontribusi Pemerintah Daerah

Dalam meningkatkan minat baca, Perpusnas mengharapkan ada kontribusi lebih dari Pemerintah Daerah (Pemda) di Indonesia.

Tidak hanya mengatasi keterbatasan buku dan infrastruktur saja, tapi bagaimana mensinergikan ketersediaan buku elektronik yang mudah diakses melalui internet.

"Peraturan menteri pedesaan juga sangat penting, apalagi dana desa langsung disalurkan ke kabupaten/kota. Ini harus ditindaklanjuti untuk menggerakkan fasilitas literasi di daerah oleh pemda setempat," katanya.

Slamet Nugroho, pendongeng di Sumsel mengungkapkan, minat baca di daerah sudah cukup tinggi, apalagi sadar baca juga sudah menyebar ke para orangtua.

"Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel, setiap sore ibu-ibu menyempatkan waktu membaca. Karena mereka ingin pintar, agar bisa menularkan ke anak-anaknya. Tapi listrik yang langsung padam di malam hari, membuat aktifitas ini bisa dilakukan sebentar," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: