Liputan6.com, Kebumen - Seperti remaja pada umumnya, santri pun memiiki beragam permainan untuk mengisi waktu senggang. Salah satu yang unik dan menjadi khas adalah sepak bola api.
Pada masa lalu, sepak bola api telah dimainkan santri pondok pesantren hingga musala-musala di pedesaan. Permainan ini adalah perpaduan antara keberanian, kecepatan, dan keterampilan bermain.
Berbeda dari bola biasa, untuk menendang bola api seseorang tak boleh pendek nyali. Bagaimana tidak, salah sedikit, api bisa saja merembet ke pakaian si pemain.
Advertisement
Baca Juga
Rupanya, nyali besar tak hanya milik santri putra. Santri putri pun membuktikan bahwa mereka bisa dan mampu memainkan bola api.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menggelar pertandingan sepak bola api khusus santri putri. Delapan tim mengikuti pertandingan ini.
"Masing-masing tim terdiri dari sembilan pemain," kata Ketua Pagar Nusa Kebumen, Gus Asyhari Muhammad Al Hasani, Sabtu malam, 20 Oktober 2018.
Layaknya pertandingan sepak bola pada umumnya, panitia menyiapkan wasit untuk memimpin jalannya pertandingan. Kontan, pertandingan seru nan menegangkan tersaji malam itu.
Untuk membekali santri dan menambah kepercayaan diri, sebelum pertandingan dimulai, para pemain sepak bola api didoakan terlebih dulu oleh Gus Asyhari atau yang akrab dipanggil Gus Hari.
Sepak Bola Api Perempuan Pertama di Indonesia
Rupanya, yang bertanding malam itu pun bukan sembarang santri. Sebelumnya, santri putri yang bertanding memperoleh pembekalan latihan atau olah kanuragan Pagar Nusa selama tiga hari.
"Kita berdoa kepada Allah, supaya acara ini berjalan lancar," ucapnya, dikutip dari keterangan tertulis Polres Kebumen.
Pertandingan yang digelar di halaman Masjid Al Hasani selepas Sholat Isya itu, menjadi tontonan seru bagi warga sekitar dan keluarga besar Ponpes Al Hasani yang diasuh oleh Gus Fachrudin Achmad Nawawi.
Seperti terlihat malam itu, para santri putri tak sungkan menendang dan menggocek bola api. Tanpa menggunakan alas kaki, para santri perempuan ini berebut bola yang terbuat dari kelapa yang sebelumnya telah direndam dengan minyak tanah.
Bola kelapa itu berkobar ketika disulut. Ini lah bola api yang siap digiring oleh para pemain, berlomba mencetak gol. Bola yang benar-benar mengusik nyali.
"Mungkin ini adalah pertandingan sepak bola api wanita pertama di Indonesia. Para pemainnya adalah santriwati Ponpes Al Hasani," ujarnya.
Seorang santri putri pemain sepak bola Api, Sari (17) mengaku awalnya takut melihat bola api. Namun setelah memasuki lapangan dan bertanding, rasa takut itu luntur dengan sendirinya.
"Sebelum bertanding kan kita sudah berdoa. Awalnya sih takut, tapi setelah berjalan ke sini, enggak takut lagi. Tim kita akhirnya bisa menang. Alhamdulillah," ujar Sari.
Di hari Santri Nasional ini, Gus Hari juga berharap para santri Indonesia, khususnya di Kabupaten Kebumen menjadi santri yang modern. Ia pun berpesan agar santri menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement