Sukses

Harga Mengejutkan Bakso Pak Ndut Kediri, Rp 2 Ribu Seporsi

Warung bakso Pak Ndut mulai buka sejak pagi pukul 08.00 WIB hingga tutup pukul 19.30 WIB. Harganya sangat murah.

Liputan6.com, Kediri - Hanya dengan merogoh kocek uang sebesar Rp 2 ribu, sudah dapat menikmati satu porsi bakso dengan menu lima biji pentol bakso. Hah, mana mungkin?

Mungkin saja, kalau mampir ke warung bakso di Jalan Raya Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Nama warung bakso ini dipilih sesuai dengan nama panggilan pemiliknya, Muhamad Mansyur, yang sehari-hari lebih dikenal sebagai Pak Ndut. 

Jika merasa kurang kenyang, pengunjung bisa memilih paket alternatif kedua, yakni paket dobel yang harganya dua kali lipat dengan menu normal. Harganya sesuai dengan kelipatan menu normal, yakni Rp 4 ribu, berisi 10 pentol bakso satu mangkok.

Muhammad Mansyur (44) merintis usaha makanan baksonya tersebut semenjak 2011 silam. Dari awal pertama kali buka, hingga sampai sekarang, harga bakso ini masih tetap stabil dan tidak pernah mengalami perubahan, yakni Rp 2 ribu per porsi.

"Meski harga bahan baku mengalami kenaikan, kita jual tetap segitu," tuturnya, Minggu, 21 Oktober 2018.

Dengan jargon "Harga Deso, Selera Kuto", tentunya hal inilah yang membuat masyarakat penasaran ingin datang mencicipi masakan olahan Muhammad Mansyur alias Pak Ndut. Lambat laun, pelan tapi pasti usaha rintisan pria yang pernah bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) selama empat tahun di negeri jiran Malaysia ini mulai membuahkan hasil.

"Saya dulunya pernah kerja di Malaysia sebagai pekerja bangunan selama 4 tahun. Waktu itu saya dibayar 800 ringgit per bulannya," katanya.

Selama bekerja empat tahun di Malaysia, Muhammad Mansyur kemudian memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halaman. Semenjak itulah ia mulai merintis usahanya. Ia kemudian dipertemukan dengan gadis pilihannya bernama Kholifah (37). Mereka kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak.

"Sebelum buka warung bakso Pak Ndut, suami saya ini dulunya pernah berjualan pentol keliling menggunakan sepeda pancal waktu tahun 2011. Ia saya beri motivasi untuk berjualan menetap di warung," kata Kholifah, ibu rumah tangga yang memiliki usaha sampingan berjualan online dan melayani kebutuhan pemenuhan kredit.

Berbekal uang Rp 10 juta saat itu, ia dan suaminya nekat mengontrak sebuah rumah (warung yang ditempati saat ini) di Jalan Raya Desa Besuk untuk ditempati sekaligus dibuat tempat berjualan bakso. Lambat laun usaha rintisannya ini terus berkembang dan akhirnya rumah kontrakan tersebut ia beli.

"Awalnya saya yang punya ide, suatu kali saya punya keinginan untuk jualan bakso dengan harga murah, lalu saya ceritakan ke suami. Pertama kali buka, semula merugi kan belum punya pelanggan waktu itu," ucap Kholifah.

"Lama-lama jumlah pelanggan bertambah dan banyak orang yang tahu, bahwa di sini jual bakso murah harga deso selera kuto, terus akhirnya mereka banyak yang datang ke sini," dia menambahkan.

Saat pertama kali buka usaha, Kholifah mengaku saat itu dia hanya memiliki satu karyawan. Kini seiring ramainya pengunjung yang datang untuk membeli, karyawan yang dimilikinya bertambah menjadi sembilan orang. Bahkan ia sudah memiliki tiga unit mesin pencetak pentol yang dibelinya dari Surabaya.

Kholifah mengungkapkan alasannya menjual bakso dengan harga super murah, karena ia menginginkan masyarakat khususnya lapisan ekonomi menengah ke bawah bisa menikmati bakso enak dengan harga terjangkau.

"Dengan harga 2 ribu, orang-orang dari kalangan menengah sampai ke bawah bisa merasakan bakso kami," ujarnya.

Meski harga bakso dijual dengan harga murah, Kholifah tidak menampik jika ada juga pengunjung dari kalangan ekonomi atas yang datang ke warungnya. "Dari harga 2 ribu, dapat 5 biji. Kalau yang dobel 4 ribu dapat 10 biji pentol," tuturnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Â