Sukses

Wasiat dan Terjangan Peluru di Ujung Malam Tewaskan Keluarga di Palembang

Sebelum menembakkan diri, FX meninggalkan pesan terakhirnya. Pesan itu terdapat di lantai 2 rumah atau di kamar tidurnya.

Liputan6.com, Palembang - Peristiwa satu keluarga tewas dengan cara ditembak di Komplek Kebun Sirih, Bukit Sangkal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) meninggalkan kepedihan mendalam bagi kerabatnya.

Kuat dugaan, sang ayah yang berinisial FX (45) menembak istrinya M (42), dua anaknya RF (18) dan KF (11) terlebih dulu sebelum menembak kepalanya sendiri.

Sebelum menembakkan diri, FX meninggalkan pesan terakhirnya. Pesan itu terdapat di lantai 2 rumah atau di kamar tidurnya.

Ada dua lembar kertas yang bertuliskan tangan dengan tinta hitam dan diletakkan di komputer kerja pemilik CV Fransincom itu. Wasiat itu berisi permintaan maaf.

"Aku sudah sangat lelah, maafkan aku. Aku sangat sayang dengan anak dan istriku, Choky dan Snowy. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini," tulisnya.

Mustar (45), supir pribadi korban sempat melihat dua lembar kertas itu saat mengecek kondisi satu keluarga tewas di kediamannya ini.

"Saya sempat melihat dan membaca sebentar. Tapi saya tinggalkan dan langsung menghubungi polisi," katanya kepada Liputan6.com.

Direktur Direktorat Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel, Kombes Budi Suryanto membenarkan adanya pesan terakhir tersebut.

"Tadi ada seperti itu (surat wasiat), tapi masih kita dalami. Dugaannya (Fransiskus) bunuh diri, tapi masih diselidiki," ujarnya.

Fransiskus diduga menggunakan senjata api jenis Revolver untuk menghabisi kedua anaknya dan istri tercintanya. Senjata ini juga yang mengakhiri hidupnya dengan menembakkan ke kepalanya.

Dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) satu keluarga tewas ini, polisi menemukan beberapa buah selongsong peluru yang diduga digunakan untuk menembak keluarga Fransiskus.

2 dari 2 halaman

Pesan di Waktu Subuh

"Kita amankan senjata api, selongsong peluru, seprai, bantal, kertas pesan terakhir, rekaman CCTV dan lainnya," ungkap Kombes Budi Suryanto.

Tidak hanya meninggalkan pesan di kediamannya, Fransiskus yang merupakan Alumni SMA Xaverius di Palembang angkatan 1992 ini juga meminta maaf kepada teman lamanya.

Di grup Xav’92 WhatsApp, Fransiskus atau sering dipanggil Amat, menuliskan pesan terakhir sekitar pukul 03.00 WIB.

"Maafkan aku teman-teman. Kenanglah kebaikanku saja. Jangan membicarakan kejelekanku, jalan kalian masih panjang," tulisnya.

Atin, salah satu temannya langsung merespon chatting supliyer alat perkantoran ini. Teman korban ini langsung menanyakan apa maksud dari pesan korban tersebut.

"Ngomong apa kamu mat jam 3 fajar," balas Atin.

Fransiskus Xaverius Ong (45), Margareth Yentin Liana (45) dan kedua anaknya Raffael Fransiskus (18) dan Kathlyn Fransiskus (11), ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya masing-masing.

Satu keluarga ini tewas dengan luka tembak di bagian wajah dan kepala. Diduga penembakan ini dilakukan di ujung malam atau Rabu dini hari.

Saksikan video pilihan berikut ini: