Sukses

Polisi Ungkap Penyebab Pasti Tewasnya Satu Keluarga di Palembang

Misteri tewasnya satu keluarga di Palembang mulai terkuak. Hasil laboratorium forensik berhasil mengungkap penyebab pasti tewasnya satu keluarga tersebut.

Liputan6.com, Palembang - Kasus pembunuhan satu keluarga yang tewas tertembak di Komplek Kebun Sirih, Bukit Sangkal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) mulai menemukan titik terang.

Polresta Palembang bekerjasama dengan Polda Sumsel mengusut tuntas kasus ini, sejak dilaporkan terjadi pembunuhan pada hari Rabu (24/10/2018).

Diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi, jenazah keempat korban, FR (45), MG (42), RF (18) dan KT (11) sudah selesai diautopsi.

“Hasil autopsi sudah keluar. Dan seperti kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara, FR memang terbukti bunuh diri usai membunuh istri dan kedua anaknya,” ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (25/10/2018).

Dokter tim Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Kompol Mansyuri mengatakan, FR menembak anggota keluarganya dan bunuh diri dari jarak yang sangat dekat.

Karena peluru yang ditembakkan menembus tempurung kepala dengan kedalaman sekitar 30 centimeter, saat pembunuhan satu keluarga itu terjadi.

“Ada empat proyektil yang bersarang di otak keempat korban. Tapi tidak sampai tembus ke kepala belakang. Ini ditembakkan dari jarak dekat,” ujarnya.

Namun dia tidak bisa memastikan siapa korban pertama yang dibunuh FR. Namun diketahui sebelum menembakkan kepalanya menggunakan senjata api (senpi) jenis Revolver, owner CV Frantincom ini membunuh istrinya di atas kasur kamarnya terlebih dahulu.

Usai diautopsi, keempat jenazah pembunuhan satu keluarga ini diserahkan ke keluarga korban. Ada empat peti jenazah yang dibawa dari ruang instalasi forensik RS Bhayangkara Palembang. Namun sayang, seluruh anggota keluarga enggan komentar.

Dari informasi yang didapatkan, keempat jenazah akan dibawa ke RS RK Charitas Palembang untuk didoakan sebelum dikebumikan.

 

2 dari 2 halaman

Sosok yang Ramah

Saat pembunuhan terjadi pada Rabu dini hari, tidak ada satu orang pun yang mendengar suara tembakan FR. Termasuk dua asisten rumah tangga FR, Dewi Safitri dan Sarah, yang tinggal di rumah tersebut.

Sama halnya dengan para tetangga, yang baru tahu kejadian penembakan itu pada Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Icang, tetangga korban sempat kaget ketika tahu FR sekeluarga tewas di dalam rumah dengan luka tembakan. Selama ini, FR sekeluarga tidak pernah punya masalah apapun dengan warga sekitar.

Bahkan FR termasuk orang yang mudah bersosialisasi, ramah, dan sosok warga yang baik. Mantan pengusaha sparepart komputer ini juga tidak pelit mengeluarkan dana pribadi untuk aktivitasnya.

“Yang kita tahu, FR itu banyak koleksi burung kicau, pernah membiayai turnamen burung kicau dan mendanai klub futsal untuk persiapan mengikuti kompetisi. Kita tidak menyangka saja seperti ini,” ujar Icang.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: