Liputan6.com, Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, terdapat tiga dari enam sirene tsunami yang terpasang di dua daerah di Aceh mengalami kerusakan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBA, Muhammad Syahril di Banda Aceh, Jumat, mengatakan, ketiga sirene tsunami ini di tiga tower sistem peringatan dini tsunami yang berbeda.
"Dua tower sistem perngatan dini tsunami belum diperbaiki oleh (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG). Pagi tadi (Jumat), ada satu pengeras suara lagi yang rusak di TEWS Lam Awe, Aceh Besar," katanya dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Kedua tower itu mengalami kerusakan tersebut, lanjut dia, terpasang di TEWS Lhoknga, dan TEWS Kajhu yang berada di Kabupaten Aceh Besar.
Masing-masing tower sistem peringatan dini tsunam ini tidak bisa mengeluarkan suara asli sirene tsunami, karena mengalami kerusakan pada bagian "chip" atau komponen sejak uji coba terakhir sebulan lalu.
Sedangkan ketiga tower TEWS lain yakni TEWS Kantor Gubernur, TEWS Lampulo, TEWS Blang Oi di Kota Banda Aceh, berfungsi normal dengan mengeluarkan suara asli sebagai pertanda sirine tsunami.
"Kita secara rutin melakukan uji coba sirine tsunami pada tanggal 26 setiap bulan, tepat pukul 10.00 WIB di enam tower," ujar Syahril.
Tahap pelaksanaan dimulai dengan membunyikan 'sound testing' selama tiga menit di TEWS Kajhu dan TEWS Lhoknga, selanjutnya diteruskan 'real sound' enam menit di empat lokasi TEWS lainnya.
Wahed (51), warga yang sedang melintas dengan kendaraan di Jl Panglima Nyak Makam atau depan kantor Gubernur mengaku, tidak terkejut akibat mendengar suara sirene pertanda tsunami.
"Kalau trauma tsunami, masih ada. Tetapi hari ini(Jumat) kan, tanggal 26 Oktober. Adalah waktu pengetesan sirene tsunami di enam lokasi," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: