Liputan6.com, Palembang - Hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan fasilitas Light Rail Transit (LRT) Palembang rusak pada Sabtu (27/10/2018) siang, ternyata terbentuk akibat adanya awan Cumulonimbus. Saat ini awan hitam itu masih menyelimuti kawasan Jakabaring.
Menurut Bambang Beni Setiaji, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di kawasan di Jakabaring diakibatkan awan Cumulonimbus atau awan hujan hitam pekat.
"Awan Cumulonimbus terbentuk dengan kondisi udara yang relatif hangat di sekitar daerah pertumbuhan awan. Sehingga menyebabkan perbedaan tekanan yang sangat signifikan dan menimbulkan angin kencang," ujarnya kepada Liputan6.com, Minggu (28/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Karakteristik permukaan Topografi wilayah Jakabaring Palembang sendiri, relatif rata, dan sebagian besar merupakan lahan gambut. Hal itu membuat pertumbahan awan Cumulonimbus pada wilayah berpotensi, menimbulkan signifikan dibanding wilayah lain.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel sebelumnya sudah menginformasikan adanya potensi hujan lebat dan angin kencang pada siang hingga sore hari. Bahkan fenomena alam ini sangat mungkin terjadi pada musim peralihan.
Ada 15 Provinsi yang akan diguyur hujan lebat di periode 26-28 Oktober 2018, diantaranya Sumsel, Aceh, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah.
Di Sumsel sendiri, masih akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta petir dan angin kencang.
"Beberapa daerah yang masuk potensi hujan sedang ke lebat di Sumsel yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim," katanya.
Potensi hujan lebat juga bisa meluas di beberapa bagian wilayah Kota Prabumulih, Kabupaten Pali, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan sekitarnya. Di Palembang sendiri, khususnya di kawasan Jakabaring Palembang, yang memang diakibatkan awan Cumulonimbus.
Hujan Deras Meluas
Tri Agus Pramono, Kepala Seksi Kelas II Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II BMKG Sumsel mengatakan, kecepatan angin bisa sampai 50 kilometer per jam, dengan intensitas hujan 11 milimeter.
"Kecepatan angin bisa sampai 27 knot. Di beberapa wilayah Sumsel juga diperkiran hingga pukul 23.30 WIB hujan masih akan melanjut dan meluas. Seperti di Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim, Kota Pagaralam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten OKI dan Kabupaten Banyuasin," ucapnya.
Hujan lebat disertai angin kencang juga merusak beberapa rumah warga di kawasan Seberang Ulu (SU) Palembang.
Indah, salah satu warga kawasan Plaju Palembang mengatakan, atap rumahnya rusak dan hampir menimpa salah satu anggota keluarganya pada Sabtu sore.
"Atap rumah banyak yang rusak di rumah saya dan kawasan sekitar rumah. Untung saja tapi saat angin deras, seluruh anggota keluarga langsung sigap menghindari atap yang jatuh," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement